Para ahli zikir merasa terjamin beroleh ampunan Allah SWT, meyakini keridaan Allah SWT, dan mereka tidak meninggalkan zikir sebelum lembaran-lembaran hidupnya penuh dengan kebajikan, dan Allah SWT mengaruniakan kenikmatan kepada mereka; yaitu sebagaimana disebut dalam hadits di atas, bahwa Allah SWT berfirman kepada para malaikat-Nya, “Kalian Kujadikan saksi bahwa Aku telah mengampuni mereka.”
Para ahli zikir beroleh martabat tinggi dan dekat dengan rahmat Allah SWT dan kasih sayang-Nya. Suatu hal yang sangat didambakan oleh para Nabi dan kaum mujahidin fi sabilillah. Karena jerih payah mereka dalam upaya meraih keridaan Allah SWT, wajah mereka bersinar-sinar dan jiwa mereka penuh dengan kegembiraan.
‘Amr bin ‘Absah r.a. mengatakan sebagai berikut, “Aku mendengar sendiri Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam berkata, ‘Di sisi Allah Maha Pemurah terdapat orang-orang bukan para Nabi dan bukan para pahlawan syahid, kecemerlangan wajah mereka mempesonakan. Banyak orang yang menyaksikan. Para Nabi dan para pahlawan syahid bercita-cita ingin menjadi seperti mereka karena kedudukan dan kedekatan mereka dengan Allah ‘Azza waJalla. Para sahabat bertanya, ‘Siapakah mereka, ya Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Mereka adalah sekelompok orang (jumma’) dari berbagai kabilah bersepakat untuk berzikir (menyebut nama) Allah dan berusaha memilih pembicaraan yangjernih dan baik seperti orang makan buah kurma memilih kurma yang terbaik.'” (Diriwayatkan oleh ThabranI).
Abu Darda’ r.a. menuturkan, bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam berkata: “Pada Hari Kiamat kelak Allah pasti akan membangkitkan sejumlah orang yang wajah mereka bersinar-sinar dan berdiri di atas mimbar mutiara. Banyak orang lain yang ingin menjadi seperti mereka. Mereka itu bukan para Nabi dan bukan para pahlawan syahid.” Seorang Arab pegunungan yang bongkok menukas, “Ya Rasulullah jelaskanlah mereka itu kepada kita agar kita dapat mengenal mereka!” Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam lalu berkata menjelaskan, “Mereka adalah orang-orang yang saling mencinta demi karena Allah, berasal dari berbagai kabilah dan pelbagai negeri, bersepakat untuk berzikir (menyebut nama) Allah, lalu mereka berzikir.”
Para ahli zikir senantiasa dikelilingi malaikat yang menyebarkan rahmat kepada mereka, lebih mempertinggi keanggunan dan membawakan keridaan Allah kepada mereka. Mengenai itu Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam telah menegaskan:
لا يقعد قوم يذكرون الله إلا حنتهم الملائكة وغشيتهم الرحمة ونزلت عليهم السكينة وذكرهم الله فيمن عنده
“Orang-orang yang duduk berzikir (menyebut nama) Allah, para malaikat niscaya mengelilingi mereka, menaburkan rahmat kepada mereka dan menurunkan Sakinah (ketenangan) bagi mereka. Allah menyebut mereka kepada siapa yang berada di sisi-Nya.” (Diriwayatkan oleh Musli, Turmudzi, dan Ibnu Majah).
Sumber : Terjemah Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah Karya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hassani