CIRI KHUSUS KOTA MADINAH
Terpilihnya kota Madinah sebagai tempat hijrah dan sebagai pusat kegiatan dakwah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam semata-mata adalah hikmah Ilahi. Kota Madinah mempunyai beberapa keistimewaan tertentu, antara lain letak geografiknya yang secara alamiah memiliki persyaratan sebagai daerah pertahananan militer. Di Semananjung Arabia tidak terdapat sebuah kota pun di dekat Madinah yang mempunyai keistimewaan seperti itu. Di sebelah barat Madinah terdapat dataran luas penuh dengan batu-batu vulkanik kehitam-hitaman mengkilat dan amat panas terbakar sinar matahari di samping bentuk kepingannya yang runcing dan tajam, tidak mungkin dapat dilalui oleh pejalan kaki atau penunggang kuda, unta dan sebagainya. Dataran luas seperti itu, yang berada di sebelah barat Madinah terkenal dengan nama “Harrah Wabarah“, sedangkan yang membentang luas di sebelah timur Madinah dikenal dengan nama “Harrah Waqim“. Bagian utara kota Madinah merupakan daerah terbuka satu-satunya yang dapat dijadikan lalu lintas. Daerah inilah yang pada tahun kelima Hijriah digali parit-parit pertahanan oleh kaum Muslimin dalam menghadapi rencana penyerbuan pasukan Ahzab yang membludak dari Makkah dan sekitarnya. Adapun bagian selatan daerah kota Madinah penuh dengan perkebunan-perkebunan kurma yang sangat lebat dan berdekatan hingga tidak mudah bagi pasukan musuh memasuki Madinah dalam kesatuan yang utuh dan teratur sebagaimana yang dituntut oleh siasat dan taktik peperangan. Selain itu terdapat pula banyak kubangan dalam yang dapat menghambat gerak maju pasukan musuh.
Orang-orang dari dua kabilah Aus dan Khazraj di Madinah terkenal sangat kuat mempertahankan kehormatan dan harga diri. Mereka terkenal juga sebagai orang-orang pendiam, gigih dan pantang menyerah, biasa hidup bebas, tidak mau tunduk kepada seseorang dan tidak pernah mengenal pembayaran pajak atau upeti kepada kabilah dan penguasa mana pun juga. Hal itu dinyatakan secara terus-terang oleh pemimpin kabilah Aus, Sa’ad bin Mu’adz, kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam Ia berkata: “Dahulu, kami dan mereka semua menyekutukan Allah dan memuja-muja berhala. Kami tidak menyembah Allah dan tidak mengenal-Nya. Tidak ada orang dapat makan kurma Madinah kecuali jika kami beri atau kami jual”. (Yang dimaksud ialah tidak ada orang yang dapat mengambil begitu saja kekayaan orang-orang Aus dan Khazraj).
Sebagaimana diketahui semua orang Aus dan Khazraj adalah keturunan Qahthan, sedangkan kaum Muhajirin dan orang-orang Makkah serta penduduk daerah sekitarnya adalah keturunan ‘Adnan. Setelah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam hijrah ke Madinah mereka giat membela beliau hingga mereka beroleh predikat “Al-Anshar”, yakni “orang-orang yang membela kebenaran Allah dan Rasul-Nya”. Kemudian bersatulah orang-orang keturunan ‘Adnan (kaum Muhajirin) dengan orang-orang keturunan Qahthan (kaum Anshar) di bawah panji Islam. Padahal sebelum Islam, dua golongan tersebut saling bersaing dan masing-masing pihak merasa lebih unggul daripada yang lain. Dengan terwujud-nya persatuan dan kesatuan di bawah naungan Islam tertutuplah jalan bagi setan untuk mengobarkan fitnah dan permusuhan melalui jalan membangkit-bangkitkan semangat Jahiliyah yang bertumpu pada perbedaan ras antara keturunan ‘Adnan dan keturunan Qahthan.
Semua hal itu kota Madinah merupakan tempat yang paling cocok dan paling baik bagi hijrah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dan para sahabatnya. Di sanalah mereka bermukim dan menetap hingga Islam menjadi kuat dan terus melangkah maju mengislamkan seluruh daerah Semenanjung Arabia, dan pada gilirannya berhasil mengislamkan negeri-negeri lain yang telah mencapai peradaban lebih tinggi. Ketika itu agama Islam tersebar luas di Madinah, memasuki rumah-rumah pemukiman orang Aus dan Khazraj. Dua orang pemimpin Bani ‘Abdul-Asyhal, yaitu Sa’ad bin Mu’adz dan Usaid bin Hudhair telah memeluk Islam. Berkat kebaikan cara berdakwah yang dilakukan Mush’ab bin ‘Umair pada akhirnya semua orang Bani ‘Abdul-Asyhal memeluk Islam. Tiap rumah orang Aus atau Khazraj di dalamnya pasti terdapat orang-orang yang telah memeluk Islam, pria maupun wanita.
Sumber : “Sejarah Kehidupan Muhammad” dan “Fikih Sirah” Karya Al Habib Muhammad bin Husain Al Hamid dan Asy Syeikh Muhammad Said Ramadhan Al Buthi