- Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter ditandai dengan cara mengasuh anak dengan aturan-aturan yang ketat, seringkali memaksa anak untuk berprilaku seperti dirinya (orang tua), kebebasan untuk bertindak dibatasi. Anak jarang berkomunikasi dan bertukar pikiran dengan orang tua, orang tua menganggap bahwa semua sikapnya sudah benar.
Menurut Prof. Dr. Abdul Aziz Al-Qussiy, kewajiban orang tualah untuk menolong anak dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka, akan tetapi tidak boleh berlebih-lebihan sehingga anak tidak kehilangan kemampuan untuk berdiri sendiri. Bahwa ada orang tua yang suka mencampuri urusan anak sampai masalah yang kecil-kecil, misalnya mengatur jadwal perbuatan anaknya, jam istrirahat, cara bermain, macam sekolah yang harus dimasuki. Anak yang dibesarkan dalam suasana semacam ini akan besar dengan sifat ragu-ragu, lemah kepribadian dan tidak sanggup mengambil keputusan tentang apa saja.
- Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis ditandai dengan adanya pengakuan orangtua terhadap kemampuan anak, anak diberi kesempatan untuk tidak selalu bergantung kepada orang tua. Orang tua sedikit memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih apa yang terbaik bagi dirinya, anak didengarkan pendapatnya, dilibatkan dalam pembicaraan terutama menyangkut kehidupan anak itu sendiri. Anak diberi kesempatan untuk mengembangkan kontrol internalnya sehingga sedikit demi sedikit berlatih untuk bertanggung jawab kepada diri sendiri. Orang tua harus mentolelir terhadap anak, tapi dalam hal-hal tertentu orang tua perlu ikut campur tangan, misalnya :
- Dalam keadaan yang membahayakan hidup anak atau keselamatannya.
- Hal-hal yang terlarang bagi anak dan tidak tampak alasanalasan yang jelas.
- Permainan yang menyenangkan bagi anak, tetapi menyebabkan keruhnya suasana dan mengganggu ketenangan umum.
Demikian pula kepada hal-hal yang sangat prinsip sifatnya, mengenai pilihan agama, pilihan hidup yang bersifat universal dan absolut, orang tua dapat memaksa kehendaknya kepada anak, karena anak belum memiliki wawasan yang cukup mengenai hal itu. Karena itu tidak semua materi pendidikan agama harus seluruhnya diajarkan secara demokratik kepada anak.
Jika dikembalikan dengan kisah Luqman sebagaimana disebutkan di atas, nampak bahwa pendidikan aqidah Islamiyah tidak harus disajikan secara demokratis, melainkan secara dogmatis.
- Pola Asuh Permisif
Pola asuh ini ditandai dengan cara orang tua mendidik anak secara bebas anak dianggap orang dewasa, ia diberi kelonggaran seluas-luasnya untuk melakukan apa saja yang dikehendaki. kontrol orang tua terhadap anak sangat lemah, juga tidak memberikan bimbingan yang cukup berarti bagi anaknya. Semua apa yang telah dilakukan oleh anak dipandang benar dan tidak perlu mendapat teguran arahan atau bimbingan.
Cara mendidik yang demikian ternyata tidak sesuai jika diberikan kepada anak-anak remaja. Apalagi bila diterapakan untuk pendidikan agama, banyak hal yang harus disampaikan secara bijaksana.
- Pengaruh Pola Asuh Terhadap Anak
Bahwa sikap orang tua yang melindungi anak secara berlebih-lebihan menyebabkan sikap anak :
- Tidak ada motivasi untuk belajar
- Pasif dan seringkali menjurus kesikap neuritik
- Kurang rasa harga diri
- Tidak ada kesanggupan untuk merencanakan sesuatu
Dengan demikian pola asuh yang bersifat permisif dan otoriter tidak menguntungkan bagi perkembangan kepribadian anak maupun terhadap kemajuan belajarnya.
Pola asuh yang otoriter menyebabkan anak menjadi penakut tidak dapat gembira, semangat hidupnya menjadi patah, sebagai akibat otak tidak dapat bekerja secara maksimal dan pada akhirnya sulit melahirkan kreativitas, mereka tidak berani mandiri dan prestasi belajarnya menjadi rendah.
Bahwa terkadang ada anak dibiarkan kurang mendapat perhatian bukan karena orang tua tidak memiliki kasih sayang melainkan karena :
- Ibu belum siap menjadi orang tua
- Salah pengertian yang menganggap anak itu sebagai orang dewasa
- Karena kesibukan orang tua bekerja
Pola hubungan antara orang tua dan anak terkadang berupa:
- Sifat orang tua yang dirasakan anak sebagai orang tua yang demokratis atau otoriter
- Pola orang tua yang memanjakannya sama dengan mengabaikan sama sekali
- Perlakuan yang menunjukkan disiplin keras dalam kehidupan keluarga di rumah atau memberi kebebasan
- Kedudukan anak yang merasa diterima atau ditolak orang tua.
Perlakuan orang tua terhadap anak tersebut telah menjadi kesan pada masa kanak-kanak dan mempengaruhi jiwa dan pola hidupnya di masa-masa selanjutnya. Dalam menghadapi anak usia remaja ada beberapa petunjuk :
- Jangan berdiri di depan mereka, tetapi berdirilah di samping mereka
- Jangan menunjukkan otoritas, tapi tunjukkan simpati
- Usahakan mendapatkan kepercayaan dari mereka dan selanjutnya beri mereka bimbingan
- Menghadapi mereka dengan bijaksana
Dari uraian ini dapat diringkaskan bahwa pola asuh cara mendidik remaja yang baik adalah dengan menggunakan pola demokratis, tetapi tetap mempertahankan prinsip-prinsip nilai yang universal dan absolut terutama yang berkaitan dengan pendidikan agama Islam.
Sumber : Pendididkan Anak dalam Islam – Kasyful Anwar Syarwani