Para ulama rhm berbeda pendapat mengenai definisi dosa besar dan jumlahnya. Sebagian dari mereka berkata: Sesungguhnya dosa besar tidak ada ketentuannya diantara dosa-dosa, agar manusia benar-benar menjaga dan mencegah dirinya dari seluruh perbuatan maksiat dan merasa takut jika perbuatan dosa yang ia lakukan adalah termasuk dosa besar.
Hal ini sesuai dengan yang telah dikemukakan oleh para ulama mengenai Ismullah al-A’dzam bahwa tidak ada nama tertentu di antara nama-nama Allah SWT. Begitu juga saat terkabulnya do’a di Hari Jumat dan Lailah al-Qadar dimalam-malam Bulan Ramadhan. Semua pendapat itu ada dasarnya. Tetapi hadits-hadits yang shahih yang menjelaskan dosa besar juga termasuk hadits yang dijadikan sandaran dan rujukan. Semoga Allah SWT memberikan taufik-Nya kepada kita. Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam bersabda:
* Ismullah al-A’dzam adalah nama-nama Allah SWT yang agung, dan jika seseorang berdo’a menggunakan nama itu, maka do’anya menjadi mustajab/dikabulkan.
* Lailatul qadar adalah malam yang pahalanya sama dengan ibadah selama seribu bulan. Maksudnya jika seseorang beribadah bertepatan dengan saat itu maka pahala ibadahnya dilipatgandakan seperti ibadah seribu bulan.
ألا ألتكم بأكبر الكبائر، قالوا، بلى يا رسول الله، قال، الإشراك بالله، وعقوق الوالدين، و قول الزور، و شهادة الزور
Artinya: “Maukah kalian aku beritahu tentang dosa yang terbesar di antara dosa-dosa besar?” Para sahabat menjawab: Ya, wahai Rasulullah. Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam bersabda: “Menyekutukan Allah SWT, durhaka kepada kedua orang tua, ucapan dan kesaksian palsu.”
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam juga bersabda:
اجتنبوا السبع الموبقات، الشرك بالله، و السحر، وقتل النفس التي حرم الله إلا بالحق، و أكل مال اليتيم، و أكل الربا و التولي يوم
الزحف، و قذف المحصنات الغافلات
Artinya: “Hindarilah tujuh dosa besar yang menggugurkan kebaikan; Menyekutukan Allah SWT, sihir, membunuh orang yang merupakan perbuatan yang telah diharamkan oleh Allah SWT kecuali dengan alasan yang benar, memakan harta anak yatim, memakan harta riba, melarikan diri dari pertempuran dan menuduh wanita yang baik-baik yang lengah’s dengan tuduhan zina.” Dan hadits-hadits seperti itu banyak sekali.
Sumber : Dakwah Cara Nabi Karya al Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad