Ketahuilah, perbuatan maksiat adalah sesuatu yang menjijikkan, keji, kotor dan najis. Allah SWT telah membentengi para Nabi dan Rasul Nya dari kemaksiatan dan menjaga para wali dan orang-orang pilihan Nya darinya, lalu menimpakan kemaksiatan kepada para pembangkang. orang-orang celaka, terusir dan jauh yang ditetapkan bagi mereka hukuman dan tidak mendapatkan pertolongan dari-Nya.
Kemudian diantara mereka itu terdapat sekelompok orang yang diselamatkan oleh rahmat Allah SWT, bahkan mendapatkan taufik untuk bertaubat hingga ia dapat bergabung bersama orang-orang yang taat:
التائب من الذنب كمن لا ذنب له، من تاب تاب الله عليه، و إن الله يقبل توبة العبد ما لم يغرغر
Artinya: “Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tak berdosa. Orang yang bertaubat, Allah SWT akan menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah SWT menerima taubat seorang hamba sebelum ruhnya mencapai tenggorokan.”
Sebagian dari mereka ada yang terus menerus dalam pelanggaran dan tenggelam dalam perbuatan maksiat, hingga ketika ia keluar dari dunia menuju ke alam akhirat, ia bertemu Tuhannya dalam keadaan berdosa dipenuhi dengan kotoran maksiat. Lalu ia berada dalam keadaan yang paling berbahaya, bermasalah, dan sulit.
Terlebih-lebih jika orang yang mati selalu melakukan dosa besar yang menghapuskan kebaikan, seperti meninggalkan shalat wajib, tidak mengeluarkan zakat yang diwajibkan atasnya, zina, minum minuman keras, mendzalimi manusia, memakan harta orang dengan cara yang batil, durhaka kepada orang tua dan memakan harta anak yatim serta kemaksiatan dan dosa lainnya yang dapat mencelakakannya.
Jadi kesimpulannya, seluruh kejelekan dan bencana yang dapat menarik seseorang ke dalam siksa dan kehancuran yang segera atau yang akan datang, di dunia maupun di akhirat secara lahir dan batin, semua itu disebabkan oleh tergelincirnya seseorang ke dalam perbuatan dosa, pelanggaran, pembangkangan dan penentangan kepada Allah SWT Sang Maha Raja lagi Maha Penguasa dengan melanggar perintah atau menerjang larangan-Nya yang mengakibatkan kemurkaan-Nya.
Sumber : Dakwah Cara Nabi Karya al Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad