Seseorang berlaku sombong tidak lain karena ia menganggap dirinya hebat, dengan meyakini adanya kesempurnaan pada dirinya, baik dalam ranah keagamaan, seperti banyaknya ilmu dan amal, maupun dalam ranah keduniaan, seperti ketinggian nasab, ketampanan, kekuatan, kekayaan, dan banyaknya pendukung. Berikut ini tujuh penyebab kesombongan.
- Ilmu
Betapa cepat kesombongan menimpa para pemilik ilmu. Dalam urusan dunia, dengan ilmunya pemilik ilmu yang sombong merasa dirinya hebat, menganggap dirinya mulia, melihat manusia-manusia lain laksana hewan ternak, berharap mereka yang mendahului mengucapkan salam dan memuliakannya, serta menganggap dirinya mempunyai keutamaan di atas mereka sehingga merekalah yang harus berbuat baik kepadanya, bukan sebaliknya, dan merekalah yang harus mengunjunginya, bukan sebaliknya. Jika mereka tidak memperhatikan keperluannya, ia akan mencela mereka, seakan-akan mereka adalah budak atau pegawainya. Adapun dalam urusan akhirat, pemilik ilmu yang sombong menganggap dirinya lebih tinggi dan lebih utama, sehingga ia lebih khawatir atas kecelakaan mereka daripada kecelakaan dirinya sendiri. Ini lebih tepat dinamakan kebodohan. Ilmu yang hakiki tidak lain adalah ilmu yang bisa membuat pemiliknya memahami dirinya. Tuhannya, ketidakpastian dari akhir hidupnya, dan bantahan-bantahan (hujjah) Allah yang memberatkan para ulama. Maka dengan ilmu yang hakiki seseorang akan memandang manusia lain lebih baik daripada dirinya karena banyaknya argumentasi Allah yang memberatkan dirinya. Abu Darda’ mengatakan. “Barang siapa bertambah ilmunya, bertambah pula ketakutannya [akan siksa Allah].”
Sumber : Amal Pemusnah Kebaikan Ringkasan Bab Muhlikat Ihya ‘Ulum al-din karya Habib Umar bin Hafidz