Cara Mengatasi Sifat Suka Menggunjing
Akhlak yang buruk hanya dapat diatasi dengan perpaduan antara ilmu dan amal. Adapun cara mengatasi Lisan yang suka menggunjing dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu secara global dan secara khusus.
Adapun secara global yaitu dengan menyadari bahwa dengan menggunjing dapat menyebabkan dirinya mendapatkan kemurkaan Allah Ta’ala dan menggugurkan pahala kehajikan dan amal salehnya. Serta dengan menyadari bahwa orang yang menggunjing diumpamakan oleh Allah seperti pemakan bangkai. Terkadang satu dosa kejahatan yang diletakkan ditimbangan kejahatan dan orang yang ia gunjingkan dapat memberatkan timbangan kejahatannya hingga melebihi timbangan kebajikannya,
Diriwayatkan bahwa seseorang pernah berkata kepada Hasan Al-Bashry. ‘Aku telah mendengar berita hahwa engkau telah menggunjing diriku.” Beliaupun menjawab, “Engkau terlalu mulia untuk mendapatkan bagian dan pahala kebaikanku,” Hendaklah seseorang senantiasa merenungi dirinya. jika ia menemukan kekurangan dan keburukan pada dinnya, maka hendaklah ia menyibukkan dirinya untuk memperbaiki kekurangan tersebut dan merasa malu untuk mencela keburukan orang lain padahal dirinya masih memihki kekurangan.
Hendaklah la Juga menyadari bahwa ketidakberdayaan orang lain untuk membersihkan dirinya dan keburukan sama dengan ketidakberdayaannya dalam membersihkan keburukan yang ada pada dirinya. Hal ini jika terkait dengan mencela perbuatan dan pilihan seseorang.
Adapun jika terkait dengan kondisi flsik, maka mencela seseorang dengan kondisi fsiknya berarti menghina Zat yang telah menciptakannya.
Seorang berkata kepada ahli hikmah, “Hai orang yang jelek rupa” Orang ahli hikmah menjawab “Andaikan penciptaan bentuk wajahku diserahkan kepadaku, niscaya aku akan membuatnya bagus.’
Jika seorang hamba tidak menjumpai aib pada dirinya, hendaknya ia bersyukur kepada Allah, jangan mengotori dirinya dengan aib yang paling besar; yaitu mencela orang lain, bahkan jika ia berpikir bahwa dirinya bebas dari setiap kekurangan, maka itu termasuk sebuah kebodohan dan itu adalah aib yang terbesar.
Perlu diketahui bahwa rasa sakit yang diderita orang lain karena gunjingannya adalah sebagaimana rasa sakit yang dideritanya karena gunjingan orang lain kepadanya.
Adapun cara rnengalasi penyakit menggunjing secara khusus hendaknya ia memutus segala sesuatu yang mendorong dirinya untuk menggunjing.
Marah dapat diobati dengan perasaan takut kepada Allah akan kemurkaan-Nya, disebabkan karena ia telah melanggar larangan-Nya.
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salambersabda, “Barang siapa menahan kemarahannya, sedang ia mampu melampiaskannya, niscaya Allah akan memanggilnya pada Hari Kiamat di hadapan para makhluk. Kemudian Allah menyuruhnya memilih bidadari yang ia kehendaki.”
Adapun cara menyembuhkan penyakit menggunjing yang disebabkan oleh keinginan menyesuaikan diri dengan teman adalah dengan meyakini bahwa Allah akan murka kepadanya jika ia memilih kemurkaan-Nya demi keridhaan para makhluk. Bahkan seharusnya ia marah karena Allah kepada teman-temannya apabila mereka menyebut kejelekan seseorang.
Adapun menggunjing yang didorong oleh kehendak membersihkan diri dengan menuduh orang lain berbuat khianat, maka cara mengobatinya adalah dengan meyakini bahwa menghadapi kemurkaan Allah itu lebih berat daripada menghadapi kemurkaan para makhluk.
Dengan menggunjing ia pasti mendapat murka Allah, dan tid, mengetahui cara membebaskan diri dari kemarahan manusia. la berusaha menyelamatkan dirinya di dunia dengan dugaan, namun ia binasa di akhirat secara pasti. Maka ia mendapat celaan Allah dan celaan makhluk di masa yang akan datang. Ini merupakan puncak kebodohan dan kehinaan.
Sedangkan menggunjing karena membanggakan diri dengan kelebihan yang ada pada dirinya, hal itu dapat menghilangkan kemuliaannya di sisi Allah. Bahkan bisa berkurang kepercayaan manusia terhadap kemuliaan yang ia miliki, apabila mereka mengetahui bahwa ia suka mencela orang.
Dengan demikian, ia telah menjual apa yang pasti ada di sisi Allah dengan apa yang belum pasti ada dari makhluk. Apabila manusia yakin akan kemuliaanmu, itu tidak memiliki arti apapun di hadapan Allah!
Adapun menggunjing karena dengki maka ia telah mengumpulkan antara dua siksa, yaitu siksa karena kedengkiannya atas nikmat dunia yang membuat batinnya selalu tersiksa dan ia tidak merasa puas sebelum mendapat siksa di akhirat. Dengan begitu, ia telah menggabungkan antara kerugian dunia dengan akhirat ia bermaksud menjatuhkan orang yang ia kehendaki, namun tidak menyadari bahwa dengan rasa dengki ini ia telah mencampakkan dirinya dan menghadlahkan kebaikan-kebaikan dinnya kepada orang tersebut
Dengan demikian, ia menjadi teman yang baik bagi orang yang ia gunjingkan dan menjadi musuh bagi dinnya sendiri. Terkadang kedengkian dan gunpngan bisa men,adi sebab tersebarnya keutamaan orang yang ia gunjingkan. Apabila Allah bermaksud menyebarkan keutamaan seseorang yang tersembunyi, Allah memberi kesempatan bagi lisan pendengki untuk menggunjingnya.
Adapun menggunjing untuk menghma orang lain, tujuannya adalah menghlnakan orang tersebut di hadapan manusia dengan menghmakan dinnya di hadapan Allah, para malaikat dan para nabi. Jika seseorang mau merenungi kerugian dan rasa malunya di Han Kiamat tatkala harus menanggung dosa orang yang ia hinakan di dunia, niscaya ia tidak akan berani mengejek orang lain.
Seseorang lehih pantas untuk menertawakan dirinya tatkala ia menghina seseorang di hadapan manusia yang sedikit, tetapi ia akan dihinakan di hadapan orang banyak pada Hari Kiamat.
Rasa heranmu terhadap kemungkaran yang dilakukan oleh orang lain dapat menjerumuskan dirimu pada gunjingan, Maka heranlah akan dirimu sendiri, bagaimana mungkin engkau membinasakan dirimu dan agamamu dengan menggunjing pelaku maksiat?
Maka kesimpulannya adalah bahwa semua jenis gunjingan hanya dapat diobati dengan ilmu. dan meyakini hal itu adatah bagian dari iman. Barangsiapa yang kuat imannya. maka ia akan menahan lisannya dari menggunjing orang Lain.
Sumber: Amal Pemusnah Kebaikan Ringkasan Bab Mukhlikat Ihya ‘Ulum al-Din karya Al Habib Umar bin Hafidz