Kekuasaan raja yang paling mulia adalah jika ia sudah mampu melenyapkan semua keinginan nafsunya dan tidak butuh pada pertolongan dan dukungan selain Allah swt, ia tidak mempunyai keinginan apapun di dunia maupun di akhirat selain berharap ridha Allah dan kedudukan yang dekat di sisi Allah swt. Itulah sifat para wali Allah dan orang-orangnya disayangi oleh-Nya. Allah swt ridha kepada mereka dan mereka pun demikian. Seperti yang disebutkan dalam firman Allah swt:
أُولَئِكَ حِزْبُ اللهِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللهِ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Artinya: “Mereka adalah partai Allah swt. Ketahuilah, sesungguhnya partai Allah swt adalah orang-orang yang sukses”.
asy-Syeikh Abubakar menerangkan beberapa aspek dalam bait-bait yang singkat, tetapi isinya cukup padat. Dalam bait-bait itu ia menerangkan berbagai karunia Allah swt yang berupa mukasyafah dan musyahadah yang diberikan kepada wali-wali-Nya, termasuk juga karunia taqarub dan karunia kefanaan.
Ia memisalkan wali-wali Allah swt sebagai kaum penguasa yang hakiki, yaitu kaum penguasa yang tidak butuh pada bantuan dan dukungan siapapun dan tidak takut disaingi atau didesak siapapun. Selain itu ia menerangkan juga tentang perjalanan tarekat ke jalan Allah swt secara jelas mulai dari awal hingga akhir, sehingga siapapun yang ingin mengikuti jalan tarekat, maka ia akan mudah melakukannya.
Selanjutnya ia mengakhiri bait-bait puisinya: “Sebagai penutup bait-bait puisi ini maka bershalawatlah kalian kepada Nabi, seorang yang sempurna tutur katanya dan kelakuannya, dan kepada sahabat-sahabat Beliau, manusia pilihan, dan kepada segenap keluarga Beliau, sebaik-baik keluarga.”
Sebagai penutup dari keterangannya tentang bait-bait di atas, maka asy-Syeikh Abubakar mengajak kita untuk mengikuti tarekat ke jalan Allah swt yang pernah ditempuh oleh wali-wali Allah swt. seperti yang telah diterangkan panjang lebar diatas.
Ia menutup keterangannya dengan menganjurkan orang-orang yang membaca bait-bait puisi di atas untuk rajin bershalawat kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam. Sebab shalawat merupakan rahmat dan penghormatan Allah swt, bagi Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, Nabi yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi-Nya.
Sebagai penutup penjelasannya, ia menganjurkan kita rajin membaca shalawat kepada Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam sebagai pemberitahuan bahwa karunia apapun yang ia peroleh dan para arif billah merupakan hasil dari mengikuti jejak Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, sebab tutur kata dan kelakuan Beliau sangat sempurna. Tutur kata Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam adalah jujur, berbobot, bersih dari kata-kata bohong, sebab Allah swt telah menerangkan kepada kita bahwa Beliau tidak mengucapkan satu kalimat pun kecuali didasari wahyu dari Allah swt.
Demikian pula tindak tanduk Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam cukup bersih dari segala noda dan kekurangan, sebab Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam tidak bertindak sesuatu dan tidak bertutur kata, kecuali sesuai dengan petunjuk dan isyarat dari Allah swt. Maka sangat beruntung siapapun yang mengikuti jejak Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dan mengamalkan sunnah Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam. Sebaliknya, sungguh sangat celaka seorang yang enggan, apalagi menolak mengikuti jejak Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dan mengamalkan yang tidak sesuai petunjuk dan sunnah Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam.
Sumber: Inilah Jawabku Karya Al Allamah AlHabib Abdullah bin Alawi AlHaddad