Seorang yang bersih hatinya, maka ia akan rindu kepada hadirat Ilahi jika ia mendengarkan bait-bait puisi yang melantunkan lagu-lagu cinta kepada Allah swt Yang Maha Pengasih, maka ia akan mencari jalan yang bisa menyampaikan dirinya kepada hadirat Ilahi. Arti melazimi sesuatu adalah mengerjakan segala sesuatu yang diperintah dengan penuh keyakinan secara istiqamah, diantaranya seperti melakukan shalat, sedekah, dan lain-lain yang semacamnya, serta mengerjakan tatakrama yang batin seperti rendah hati, zuhud, ridha dan lain-lain yang semacamnya.
Keyakinan adalah iman yang murni dan benar, sebagaimana yang telah disampaikan di muka dan tempatnya adalah di dalam hati. Dengan rahmat-Nya, Allah swt menjadikan amal-amal ibadah dan memikirkan kejadian langit dan bumi serta tanda-tanda kebesaran Allah swt yang lain sebagai jembatan untuk meraih keyakinan yang teguh. Seorang yang teguh keyakinan dihatinya dan ia menghiasi dirinya dengan berbagai amal shaleh, maka ia akan mencapai nilai takarub di sisi Allah swt yang terdekat dan ia akan mendapat surga kedamaian dan menikmati lezatnya di sisi Allah swt.
Adapun buah wushul adalah akan berupa pembukaan rabbani, kedamaian, dialog dan bermunajat di sisi Allah swt, serta kenikmatan-kenikmatan rohani lainnya yang senantiasa dirindukan oleh wali-wali Allah swt, dan itulah kenikmatan yang diberikan Allah swt kepada hamba-hamba yang disenangi oleh-Nya.
Selanjutnya beliau berkata: “Ini adalah ilmu-ilmu yang sejati, para tokohnya adalah orang-orang terbaik. Keyakinan mereka tidak ternodai oleh keraguan sedikitpun, dan petunjuk mereka tidak dinodai oleh kesesatan sedikitpun. Mereka telah mengikuti jejak para pendahulunya dengan baik, kemudian mereka bersungguh-sungguh dan mereka menyaksikan buahnya maka lenyaplah yang mustahil. “
Setelah asy-Syeikh Abubakar menyebutkan beberapa karunia Allah swt yang diberikan kepada wali-wali-Nya berupa mukasyafah dan musyahadah, maka beliau memerintahkan para hamba Allah swt untuk mengikuti jejak mereka, agar mereka mendapat petunjuk dan karunia-karunia Allah swt lainnya. Kemudian ia menerangkan bait-bait diatas sebagai berikut: “Inilah berbagai pengetahuan, yang dikatakan realistis oleh mereka yang ahli di bidangnya, mereka memandang sesuatu dengan cahaya Allah swt, keluar dari batasan ilmu akal menuju mukasyafah yang pandangan hakekatnya lebih jelas dari penemuan akal.”
Meskipun para ilmuwan tidak mempercayai ilmu mukasyafah yang tidak dapat dicerna oleh para ilmuwan karena keterbatasan cara berfikir mereka dan mereka tidak dapat membuktikan sisi batin ilmu sufi, apalagi menelitinya, karena itu asy-Syeikh al-Junaid berkata: “Mempercayai ilmu mukasyafah yang kami miliki termasuk salah satu tingkatan kewalian.”
Sumber: Inilah Jawabku Karya Al Allamah AlHabib Abdullah bin Alawi AlHaddad