Sebagai penutup, inilah penjelasan dari bait-bait sya’ir yang sangat indah, karya al-Habib Abubakar bin Abdullah al-Aydrus: “Bertiup angin lembut penyambung kasih sayang yang tidak pernah terikat dan terputus. Sesuai dengan kemisterian naiknya dan ilmu tidak dapat membahasnya. Karena ia adalah hasil dari keyakinan dan tangga naik ke peringkat paripurna.”
Penjelasannya: Syeikh Abubakar bin Abdullah al-Aydrus sengaja menyebutkan ungkapan ‘Angin lembut’ untuk menandai adanya tiupan lemah lembut dari pihak Allah swt untuk para kekasih-Nya, yaitu wali-wali-Nya yang senantiasa menyibukkan diri untuk bermunajat kepada Allah swt dengan sungguh dan penuh tatakrama dalam setiap waktunya, demi untuk menjalin rasa kasih sayang antara mereka dengan Allah swt, karena mereka senantiasa memadukan cintanya kepada Allah swt dan melupakan segala kesenangan dunia.
Tiupan kasih sayang dari Allah swt tersebut merupakan jalinan cinta yang misteri kepada wali-wali-Nya karena ilmu pengetahuan tidak dapat mengungkapkannya. Sebab, tiupan kasih sayang tersebut adalah hasil keyakinan yang dihaturkan oleh wali-wali Allah swt kehadirat Tuhannya Yang Maha Agung, sehingga bentuk cinta mereka tidak dapat diketahui oleh akal maupun nafsu. Maka mereka mendapat kasih sayang Allah berupa kasyaf dan musyahadah dan kenaikan pangkat di sisi Allah swt.
Selanjutnya: “Maka siapapun yang mengikuti baik-baik jejak para wali, maka ia akan mendapat petunjuk dan ia akan menjadi hamba pilihan.
Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal kebajikan yang diperintah dan ia melakukan dengan keyakinan penuh, maka ia akan mendapat kesenangan surgawi sebagai hasil kecintaannya.”
Yang dimaksudkan dengan ‘mengikuti’ dalam bait puisi di atas adalah mengikuti jejak Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dan wali-wali Allah swt dalam tindak tanduknya dan tuturkatanya serta tatakramanya. Siapapun yang mengikuti jejak mereka dengan sungguh-sungguh, maka mereka akan mendapat petunjuk untuk sampai kepada Allah swt seperti yang disebutkan dalam firman Allah: “Siapapun di antara mereka yang berjuang sungguh-sungguh di jalan Kami, maka Kami akan menunjukkan mereka ke jalan Kami.”
Yang dimaksud dengan kata ‘petunjuk’ dalam ayat di atas adalah mukasyafah atau tersingkapnya berita-berita misteri dari alam ghaib. Hal ini tak akan diraih kecuali dengan kebersihan hati. Sedangkan kebersihan hati adalah mendapatkan hakekat keyakinan dan pancaran pertolongan kedekatan dari Dzat Yang Maha Kuat, Yang Maha Perkasa.
Maka tahapan mendapatkan petunjuk lebih tinggi nilainya, karena ia adalah hasil mengikuti sunnah. Sementara kebersihan hati lebih tinggi nilainya, karena ia adalah ruhnya dan tujuannya. Kebersihan tersebut dapat diartikan bahwa Allah swt membersihkan hamba-Nya demi untuk dapat mengenal Dzat-Nya, kasih sayang-Nya dan memberinya kasyaf dan musyahadah keagungan Dzat-Nya dan kesucian sifat-Nya.
Sumber: Inilah Jawabku Karya Al Allamah AlHabib Abdullah bin Alawi AlHaddad