Diriwayatkan bahwa Utsman r.a. mempunyai piutang pada Thalhah r.a. sebesar 50 ribu dirham. Ketika ia pergi ke masjid, Thalhah berkata kepadanya, “Uangmu sudah ada, ambillah.” Utsman lantas mengatakan, “Itu untukmu, untuk menjaga kehormatan dirimu.” Su’da binti Auf menceritakan, “Suatu hari aku menemui Thalhah. Aku melihatnya menanggung beban berat. Aku pun bertanya, ‘Ada apa denganmu?’ Thalhah menjawab, ‘Uang berkumpul padaku dan itu membuatku gelisah.’ Lalu kukatakan, ‘Apa yang membuatmu gelisah? Panggil kaummu.’ Lantas Thalhah berseru, ‘Hai pembantuku, panggil kaumku.’ Kemudian Thalhah membagikan uang kepada mereka. Lalu kutanyakan kepada seorang pembantu, ‘Berapa yang ia berikan?’ Ia menjawab, ‘Empat ratus ribu.'”
Dikisahkan bahwa pada suatu hari Ali—karramallahu wajhah— menangis. “Apa yang membuatmu menangis?” tanya seseorang. Lantas Ali menjawab, “Selama tujuh hari ini tidak satu pun tamu datang menemuiku. Aku khawatir Allah telah menghinakanku.”
Seorang lelaki mendatangi sahabatnya dan ia pun mengetuk pintu rumahnya. Sahabatnya lantas bertanya, “Apa keperluanmu datang ke sini?” Lelaki itu menjawab, “Aku mau memiliki hutang 400 dirham.” Sang tuan rumah lantas menghitung uang sebanyak 400 dirham dan menyerahkan kepadanya, lalu masuk ke rumah dan menangis. Istrinya lalu bertanya, “Mengapa engkau berikan kepadanya jika itu engkau merasa keberatan?” Sang suami menjawab, “Aku menangis karena aku tidak pernah mencari tahu tentang kondisinya hingga akhirnya ia datang dan menyampaikan keperluannya kepadaku.”
Semoga Allah memberkati dan mengampuni semua orang yang mempunyai sifat seperti itu.
Sumber: Amal Pemusnah Kebaikan Ringkasan Bab Mukhlikat Ihya ‘Ulum al-Din karya Al Habib Umar bin Hafidz