“Ali karramallahu wajhah pernah berkhutbah, “Ketahuilah. Sesungguhnya kalian akan mati, akan dibangkitkan setelah mati, akan dimintai tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan kalian, dan akan diberi balasan atas amal-amal kalian. Maka, jangan sekali-kali kalian terperdaya oleh kehidupan dunia karena sesungguhnya dunia dikelilingi berbagai bencana, dikenal kefanaannya, dan terbukti suka berkhianat. Semua yang ada di dunia akan hilang. Dunia berganti-ganti kepemilikan dan tidak pernah tetap keadaannya. Orang yang mampir padanya tidak akan selamat dari keburukannya. Pemangku dunia merasa dalam kemakmuran dan kesenangan karenanya, padahal sebenarnya mereka dalam bencana dan keterperdayaan olehnya. Keaadaan yang berbeda-beda dan sering berubah. Hidup dalam gelimang dunia tercela, sedangkan kemakmuran di dunia tidak lama. Para pemangku dunia hanyalah target yang akan menjadi sasaran anak panah yang dilemparkan oleh dunia, lalu dijauhkan dari perlindungannya.”
Ali karramallahu wajhah juga pernah mengatakan, “Aku berpesan kepada kalian, agar kalian bertakwa kepada Allah dan meninggalkan dunia, yang akan meninggalkan kalian walau kalian tidak ingin berpisah darinya, yang akan menjadikan jasad kalian usang walau kalian ingin memperbaruinya. Sesungguhnya perumpamaan kalian dan dunia seperti suatu kaum dalam suatu perjalanan. Mereka menempuh suatu jalan, seakan-akan mereka telah menempuhnya. Mereka menuju suatu tujuan, seakan-akan mereka telah sampai padanya. Berapa lama kira-kira seseorang harus berlari untuk sampai pada tujuan? Berapa lama kira-kira seseorang yang ada di dunia dan mencari dunia dengan sungguh-sungguh akan tetap ada di dunia hingga ia meninggalkannya (mati)? Maka, janganlah kalian bersedih karena kemiskinan dan kesengsaraan di dunia, karena itu pasti ada akhirnya. Jangan pula kalian berbahagia karena mendapatkan harta dan kenikmatan dunia, karena itu semua akan musnah.”
Ketika urusan dunia dibicarakan di sisi Hasan Al-Bashri, ia bersenandung:
Seperti bunga-bunga tidur atau bayang-bayang yang akan hilang.
Orang pintar tak akan tertipu oleh yang semacam itu
Hasan bin Ali r.a. pernah mengatakan:
Wahai para penikmat kenikmatan dunia yang tak abadi
Terperdaya oleh bayang-bayang yang mudah sirna adalah kedunguan
Diriwayatkan bahwa hakikat dunia disingkapkan kepada Nabi Isa a.s. Nabi Isa melihat dunia dalam rupa wanita tua renta yang sudah rontok giginya, tetapi dihiasi dengan segala keindahan. la bertanya kepada dunia, “Berapa kali engkau menikah?” Dunia menjawab, “Tak terhitung.” Nabi Isa bertanya, “Mereka semua mati meninggalkanmu atau menceraikanmu?” Dunia menjawab, “Tidak. Aku membunuh mereka semua.” Lantas Nabi Isa mengatakan. “Malang sekali nasib suami-suamimu yang masih hidup. Bagaimana bisa mereka tidak mengambil pelajaran dari suami-suamimu yang telah meninggal? Engkau membunuh mereka satu per satu, lalu bagaimana mungkin mereka (yang masih hidup) tidak waspada terhadapmu!?”
Ketahuilah. Dunia tampak molek di luar, tetapi dalamnya busuk. la laksana nenek tua yang bersolek. lalu memperdaya orang dengan penampiiannya. Jika manusia memperhatikan bagian dalamnya, tampaklah bagi mereka keburukannya, lalu mereka pun menyesal telah mengikutinya. Abu Bakar bin lyasy mengatakan, “Aku bermimpi melihat dunia dalam tidurku. Ia laksana nenek tua renta yang buruk rupa dan banyak ubannya. Ia bertepuk tangan, sementara di belakangnya ada banyak orang mengikutinya, bertepuk tangan, dan berjoget. Saat berada searah denganku, ia menghampiriku dan berkata, “Seandainya aku bisa mendapatkanmu, niscaya aku buat engkau seperti mereka.” Kemudian Abu Bakar bin lyasy menangis dan berkata, “Mimpi itu terjadi saat aku belum datang ke Baghdad.”
Sumber: Amal Pemusnah Kebaikan Ringkasan Bab Mukhlikat Ihya ‘Ulum al-Din karya Al Habib Umar bin Hafidz