Diriwayatkan bahwa Nabi Sulaiman bin Dawud a.s. berjalan dengan pakaian kebesarannya. Burung-burung menaunginya, sementara jin dan manusia berada di sisi kanan dan kirinya. Lantas ia berpapasan dengan seorang ahli ibadah dari bani Israel. Orang tersebut lalu berkata, “Demi Allah, wahai anak Dawud. Sungguh, Allah telah menganugerahimu kekuasaan yang begitu besar.” Nabi Sulaiman lantas mengangkat kepalanya dan mengatakan, “Sesungguhnya satu ucapan tasbih dalam catatan amal seorang mukmin lebih baik daripada apa yang dianugerahkan kepada anak Dawud. Apa yang dianugerahkan kepada anak Dawud akan sirna, sementara ucapan tasbih akan abadi.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda, “Bermegah-megahan telah melalaikan kalian. Anak Adam mengatakan: hartaku, hartaku. Padahal tidak ada harta yang engkau miliki, kecuali apa yang engkau makan lalu hilang, apa yang engkau kenakan lalu rusak, atau apa yang engkau sedekahkan lalu engkau biarkan”
Diriwayatkan bahwa Jibril a s. berkata kepada Nabi Nuh, “Wahai Nabi yang paling panjang umurnya. Bagaimana dunia menurutmu?” Nabi Nuh menjawab, “Bagaikan rumah yang memiliki dua pintu. Aku masuk dari salah satu pintu dan keluar dari pintu yang lain.”
Rasulullah Shallallah ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam, pernah mengirim Abu Ubaidah ibn Al-Jarrah ke Bahrain. Kemudian Abu Ubaidah datang membawa harta dari sana. Orang-orang Anshar lalu mendengar berita kedatangan Abu Ubaidah, lalu mereka ikut melaksanakan shalat Subuh bersama Rasulullah. Ketika Rasulullah selesai mengerjakan shalat, mereka mencegat beliau. Beliau lalu tersenyum melihat mereka. Kemudian beliau bersabda, “Aku kira kalian mendengar bahwa Abu Ubaidah datang dengan membawa sesuatu.” Mereka mengatakan “Benar, wahai Rasulullah.” Lalu Beliau bersabda, “Berbahagialah dan berharaplah hal yang membuat kalian senang. Demi Allah, aku tidak khawatir kalian miskin. Akan tetapi, aku khawatir dunia dibentangkan untuk kalian, sebagaimana dibentangkan bagi orang-orang sebelum kalian; lalu kalian berlomba untuk mendapatkannya, sebagaimana mereka dulu juga berlomba-lomba, lalu dunia menghancurkan kalian, sebagaimana dulu ia menghancurkan mereka.”
Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudzri, ia mengatakan, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam pernah bersabda, ‘Sungguh, yang paling aku khawatirkan akan menimpa kalian adalah keberkahan (anugerah) bumi yang akan Allah keluarkan untuk kalian.’ Lalu ditanyakan kepada beliau, ‘Keberkahan (anugerah) bumi itu apa?’ Beliau menjawab, ‘Kemegahan dunia.”
Anas menuturkan, “Tidak ada yang bisa mendahului Unta Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam yang bernama ‘Adhba’. Lalu datanglah seorang badui dengan membawa untanya, dan ia bisa mendahului unta Rasulullah. Hal itu lantas membuat orang-orang Muslim resah. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda, “Adalah hak Allah untuk tidak meninggikan suatu perkara duniawi, kecuali Dia merendahkannya.”
Nabi Isa a.s. berkata, “Wahai segenap kaum Hawari. Terimalah dengan senang hati kehinaan dunia yang disertai keselamatan di akhirat, sebagaimana para penikmat dunia menerima dengan senang hati kehinaan di akhirat yang disertai keselamatan duniawi.”
Senada dengan perkataan ini, sebuah syair menyatakan:
Aku melihat manusia
Terhadap yang paling rendah dari agama, mereka merasa cukup
Namun, aku tidak melihat mereka senang menerima kerendahan
dalam hidup
Cukuplah dengan agama dan abaikan dunia para raja Seperti para raja, dengan dunia mereka, mereka abaikan agama
Sumber: Amal Pemusnah Kebaikan Ringkasan Bab Mukhlikat Ihya ‘Ulum al-Din karya Al Habib Umar bin Hafidz