Sekelompok yang lain berpendapat bahwa tujuan dari ibadah adalah untuk sampai pada derajat makrifat kepada Allah. Jika derajat itu sudah dicapai, mereka merasa tidak membutuhkan lagi sarana untuk mencapai makrifat tersebut. Mereka pun meninggalkan ibadah dan mengklaim derajat mereka tinggi di sisi Allah karena derajat makrifat yang telah mereka capai sehingga tidak lagi dibebani dengan kewajiban-kewajiban. Ibadah, bagi mereka, hanya pantas dibebankan kepada orang-orang awam.
Selain mereka, masih banyak sekali golongan dan kelompok batil lainnya. Jumlahnya lebih dari 70 golongan. Yang selamat di antara mereka hanyalah satu kelompok, yaitu kelompok yang menempuh jalan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam dan para sahabatnya. Mereka tidak meninggalkan dunia secara keseluruhan dan tidak pula mengekang nafsu secara total. Dalam urusan dunia, Rasul dan para sahabatnya mengambil sekadar yang mereka butuhkan sebagai bekal (menuju akhirat). Terhadap nafsu, mereka hanya mengekang nafsu yang melenceng dari tuntunan syariat dan nalar. Jadi, mereka tidak mematuhi semua nafsu dan juga tidak meninggalkan semuanya, tetapi mengikutinya secara adil, proporsional. Mereka pun tidak mengabaikan dunia secara keseluruhan dan juga tidak mengambil semuanya, tetapi mengambilnya sesuai dengan batas dan tujuan yang dikehendaki syariat. Karena itu, mereka hanya mengambil sekadar makanan pokok yang bisa menguatkan badan mereka untuk beribadah; sekadar tempat tinggal yang bisa melindungi mereka dari pencuri, panas, dan dingin; dan sekadar pakaian untuk melindungi dari panas dan dingin. Dengan demikian, bilamana mereka telah lepas dari urusan badan (yang sedikit itu), mereka bisa segera menghadap Allah dengan segenap hati dan pikiran. Mereka lalu berzikir dan merenung sepanjang usia mereka, seraya tetap mengendalikan dan mengawasi nafsu mereka agar tidak melampaui batas kewarakan dan ketakwaan.
Perincian mengenai jalan Rasulullah tidak bisa diketahui, kecuali dengan meneladani kelompok yang selamat, yaitu para sahabatnya. Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam telah bersabda, “Yang selamat di antara mereka hanya satu” Para sahabat bertanya, “Siapa mereka, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ahlus sunnah wal jamaah.” Lalu ditanyakan kepada beliau, “Siapakah ahlus sunnah wal jamaah itu?” Beliau menjawab, “Apa yang dicontohkan olehku dan para sahabatku.” Sungguh, mereka telah menempuh jalan tengah yang jelas. Mereka tidak mengambil dunia dengan tujuan dunia itu sendiri, tetapi demi urusan agama. Mereka pun tidak meninggalkan dunia secara keseluruhan. Mereka tidak berlebihan dan juga tidak mengabaikan, tetapi mereka berada di tengah di antara keduanya. Itulah yang dinamakan keadilan dan jalan tengah di antara dua sisi. Itulah perkara yang paling disukai Allah Swt.
Segala puji bagi Allah, di awal maupun di akhir. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada pemimpin kita, Nabi Muhammad, beserta segenap keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Sumber: Amal Pemusnah Kebaikan Ringkasan Bab Mukhlikat Ihya ‘Ulum al-Din karya Al Habib Umar bin Hafidz