Ada satu golongan yang menyadari kekeliruan golongan-golongan tersebut. Maka, mereka pun berpaling dari dunia. Tetapi, setan mencemburui mereka dan tidak membiarkan mereka selamat. Setan pun menyesatkan mereka sehingga mereka terbagi menjadi beberapa kelompok. Sekelompok dari mereka meyakini dunia sebagai tempat ujian dan musibah dan akhirat sebagai rumah kebahagiaan bagi orang yang sampai kepadanya, baik orang itu beribadah di dunia maupun tidak beribadah. Mereka pun berpandangan bahwa yang paling benar adalah membunuh diri mereka agar selesai dari ujian di dunia. Pandangan ini diyakini oleh pemeluk agama Hindu dari sebagian penduduk India. Mereka terjun ke atas api dan membunuh diri mereka dengan membakar diri. Mereka mengira hal itu bisa menyelesaikan derita mereka di dunia.
Sekelompok yang lain berpandangan bahwa kematian tidak menyelesaikan persoalan. Yang pertama harus dilakukan adalah membunuh sifat-sifat manusia pada diri mereka secara keseluruhan. Mereka meyakini bahwa kebahagiaan terletak pada pemutusan diri dari segala nafsu dan amarah secara total. Kemudian mereka melakukan berbagai penempaan diri dan menyiksa diri mereka sendiri hingga ada sebagian di antara mereka mati karena beratnya penempaan yang mereka lakukan. Sebagian yang lain menjadi gila karenanya. Sebagian yang lain lagi menderita sakit dan tidak bisa lagi beribadah. Sebagian yang lain lagi tidak sanggup membunuh semua sifat kemanusiaannya secara total, lalu menganggap apa yang dibebankan oleh syariat mereka adalah perkara yang mustahil dan tidak berdasar. Maka, mereka pun memilih jalan kekufuran.
Bagi sebagian yang lain, keletihan dalam penempaan ini semuanya dilakukan karena Allah. Akan tetapi, Allah sebenarnya tidak membutuhkan ibadah dari hamba-hamba-Nya; kemaksiatan dan ibadah manusia sama sekali tidak mengurangi maupun menguatkan ketuhanan Allah sedikit pun. Mereka akhirnya kembali kepada hawa nafsu, menghalalkan segala hal, dan melanggar aturan-aturan syariat, seraya mengklaim bahwa apa yang mereka lakukan bersumber dari kemurnian tauhid mereka, yaitu bahwa Allah tidak membutuhkan sama sekali ibadah hamba-hamba-Nya.
Sumber: Amal Pemusnah Kebaikan Ringkasan Bab Mukhlikat Ihya ‘Ulum al-Din karya Al Habib Umar bin Hafidz