Aku pernah ditanya tentang pengertian penyucian Dzat Allah swt. sanjungan kepada-Nya dan pengertian tentang daya upaya, tentang arti penyesalan dan permohonan ampun. apakah sikap tersebut hanya berlaku bagi mereka vang melakukan dosa, ataukah berlaku secara umum. sehingga dapat menaikkan kedudukan seorang di sisi Allah swt.
Ketahuilah hahwa arti penyucian Dzat Allah swt adalah membersihkan Dzat Allah swt dan sifat-sifatnya maupun tindak tanduknya dari segala kemiripan dengan segala makhluk-Nya. Allah swt Maha Suci dari segala sekutu, dari segala kemiripan,dari segala perubahan dan dari kelenyapan. la terbebas dari cacat, sakit dan dari segala ikatan dengan masa maupun tempat. bahkan ia terbabas dari segala gambaran atau bayangan yang ada di dalam pemikiran seorang.
Adapun penyucian dzat allah swt dari segala sifat yang tidak pantas bagi-nya seperti yang disifatkan oleh orang-orang yang ingkar kepada Nya yang biasa disebutkan dalam al-Qur’an, jumlahnya cukup banyak. Sebagaimana yangdisebutkan dalam firman Allah swt didalam al-Qur’an:
يَٰٓأَهۡلَ ٱلۡكِتَٰبِ لَا تَغۡلُواْ فِي دِينِكُمۡ وَلَا تَقُولُواْ عَلَى ٱللَّهِ إِلَّا ٱلۡحَقَّۚ إِنَّمَا ٱلۡمَسِيحُ عِيسَى ٱبۡنُ مَرۡيَمَ رَسُولُ ٱللَّهِ وَكَلِمَتُهُۥٓ أَلۡقَىٰهَآ إِلَىٰ مَرۡيَمَ وَرُوحٞ مِّنۡهُۖ فََٔامِنُواْ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦۖ وَلَا تَقُولُواْ ثَلَٰثَةٌۚ ٱنتَهُواْ خَيۡرٗا لَّكُمۡۚ إِنَّمَا ٱللَّهُ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞۖ سُبۡحَٰنَهُۥٓ أَن يَكُونَ لَهُۥ وَلَدٞۘ لَّهُۥ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۗ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَكِيلٗا ١٧١
Artinya: “Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah swt kecuali sang benar. Sesungguhnya al-Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah swt dan (yang diciptakan dengan) kalimat-nya yang disampaikan-nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh (dari-Nya) Maka berimanlah kamu kepada Allah swt dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah swt Tuhan Tang Maha Esa, Maha Suci Allah swt dari mempunyai anak.” (Qs. an-Nisaa’ayat: 171).
Dalam ayat yang lainnya, Allah swt berfirman:
ٱتَّخَذُوٓاْ أَحۡبَارَهُمۡ وَرُهۡبَٰنَهُمۡ أَرۡبَابٗا مِّن دُونِ ٱللَّهِ وَٱلۡمَسِيحَ ٱبۡنَ مَرۡيَمَ وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُوٓاْ إِلَٰهٗا وَٰحِدٗاۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۚ سُبۡحَٰنَهُۥ عَمَّا يُشۡرِكُونَ ٣١
Artinya: “Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah swt dan (juga mereka mempertuhankan) al-Masihputera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Vang Maha Esa; tidak ada Tuhan selain Dia Maha Suci Allah swt dan apa yang mereka persekutukan. ‘{Qs. at-Taubah ayat: 31).
Dalam ayat lain Allah swt berfirman:
أَلَآ إِنَّهُم مِّنۡ إِفۡكِهِمۡ لَيَقُولُونَ ١٥١
وَلَدَ ٱللَّهُ وَإِنَّهُمۡ لَكَٰذِبُونَ ١٥٢
أَصۡطَفَى ٱلۡبَنَاتِ عَلَى ٱلۡبَنِينَ ١٥٣
مَا لَكُمۡ كَيۡفَ تَحۡكُمُونَ ١٥٤
أَفَلَا تَذَكَّرُونَ ١٥٥
أَمۡ لَكُمۡ سُلۡطَٰنٞ مُّبِينٞ ١٥٦
فَأۡتُواْ بِكِتَٰبِكُمۡ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ ١٥٧
وَجَعَلُواْ بَيۡنَهُۥ وَبَيۡنَ ٱلۡجِنَّةِ نَسَبٗاۚ وَلَقَدۡ عَلِمَتِ ٱلۡجِنَّةُ إِنَّهُمۡ لَمُحۡضَرُونَ ١٥٨
سُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ ١٥٩
Artinya: “Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan: “Allah swt beranak.” Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta. Apakah Tuhan memilih (mengutamakan) anak-anak perempuan daripada anak laki-laki? Apakah yang terjadi padamu? Bagaimana (caranya) kamu menetapkan?
Maka apakah kamu tidak memikirkan? Atau apakah kamu mempunyai bukti yang nyata? Maka bawalah kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar. Dan mereka adakan (hubungan) nasab antara Allah swt dan antara Jin. Dan sesungguhnya jin mengetahui bahwa mereka benar-benar akan diseret(ke neraka), Maha Suci Allah swt dari apa yang mereka sifatkan.” (Qs. ash-Shaffat ayat: 151-159).
Adapun pengertian pujian kepada Allah swt adalah menyanjung-Nya dan memuji-Nya dengan sifat-sifat yang mulia dan agung yang cocok hanya bagi-Nya, dan menolak segala sifat tidak terpuji yang tidak cocok bagi Allah swt. Pengertian tersebut tercakup dalam ucapan Alhamdulillah.
Ketahuilah bahwa Allah swt adalah Dzat yang benar-benar Maha Suci yang berhak mendapat segala macam pujian, karena yang Maha Suci dari segala sifat yang tidak baik hanya Dia, dan hanya Dia yang bersifat Maha Sempurna. Jadi yang pantas untuk menerima pujian hanya Allah swt, sedangkan yang lain hanya bersifat sementara atau hanya mengikut sifat Allah swt
Pujian apapun yang pantas diberikan kepada manusia. sebenarnya tidak datang dari dirinya sendiri, tetapi datang dari kodrat. iradat dan karunia serta rahmat Allah sw t. Pokoknya, semuanya dari Allah swt dan kembali kepada Allah swt. Ketika seorang mensucikan orang lain dari sifat-sifat yang tidak pantas atau memujinya dengan pujian, sebenarnya merupakan suatu kesalahan terhadap orang itu, dan hendaknya ia mengembalikan penyucian dan pujian itu hanya kepada Allah swt. Masalah ini hanya diketahui oleh mereka yang mengerti, dan kebanyakannya mereka tidak mengerti.
Seorang yang memuji kepada-Nya, sesungguhnya tidak menambah kesempurnaan sifat Allah swt sedikitpun, sebab kemaha-sempurnaan Allah swt sudah ada sejak dari awal dan akan terus ada selamanya. Pujian seorang hamba kepada-Nya hanya akan memberi kebaikan bagi pelakunya.
Sebagaimana Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam :
الحمد لله تملاء الميزان وسبحان الله والحمد لله تملآن أو تملاء ما بين السماء والأرض
Artinya: “Kalimat Hamdalah akan memenuhi timbangan amal, dan kalimat tasbih dan hamdalah akan memenuhi timbangan amal, atau akan memenuhi ruangan diantara langit dan bumi “
Dalam kesempatan lain, Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
إن الله ليرضى عن العبد يأكل الأكلة فيحمده عليها ، ويشرب الشربة فيحمده عليها
Artinya: “Sesungguhnya Allah swt suka kepada seorang yang makan sesuap makanan kemudian ia memuji Allah swt karenanya dan ia minum seteguk mimuman kemudian ia memuji Allah swt karenanya.”
Adapun penjelasan mengenai keutamaan bertasbih dan bertahmid cukup banyak serta sudah populer. Intinya, barangsiapa yang berjuang sungguh-sungguh, maka ia akan memperoleh keuntungan.
Sumber: Inilah Jawabku Karya Al Allamah AlHabib Abdullah bin Alawi AlHaddad