Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam sangat memperhatikan tentang pengajaran dasar-dasar iman, rukun Islam, hukum syari’at, cinta kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, keluarga, sahabat dan pemimpin serta Al-qur’an ‘AI-Hakim, kepada anak sejak masa pertumbuhannya. Sehingga anak akan terdidik dengan iman secara sempurna, aqidah yang dalam dan kecintaan kepada para sahabat yang mulia. Dan jika ia telah tumbuh dewasa, tidak akan tergoyahkan dan terpengaruh oleh propaganda kaum kafir dan munafik.
Alangkah indahnya jika para pendidik mau mendidik anak-anak dengan dasar metode seperti ini. Sehingga aqidah anak selamat dari kegoyahan, kemurtadan dan penyimpangan.
Bahwa sejak anak dilahirkan ia telah dilahirkan di atas fitrah tauhid, kesucian aqidah iman kepada Allah SWT. Sehingga jika terdapat pendidikan yang baik di dalam rumah, pergaulan sosial yang baik dan lingkungan belajar yang aman, maka tidak diragukan bahwa anak akan tumbuh dewasa di atas landasan iman yang mendalam, akhlak mulia dan pendidikan yang baik.
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْيمُجِّسَانِه…
Artinya: “Setiap anak yang dilahirkan telah membawa fitrah beragama (perasaan percaya kepada Allah SWT. Maka kedua orang tuanyalah yang menyebabkan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani ataupun Majusi.”
Anak adalah amanat bagi kedua orang tuanya, hatinya yang suci itu bagaikan permata yang amat mahal. Apabila ia dibiasakan pada kebaikan, maka ia akan tumbuh pada kebaikan dan akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sebaliknya jika anak tumbuh di dalam keluarga yang menyimpang, belajar dilingkungan yang sesat dan bergaul dengan masyarakat yang rusak, terdidik dengan akhlak yang buruk dibiarkan melakukan kejahatan seperti binatang, di samping menerima dasar-dasar kekufuran dan kesesatan maka dengan segera ia akan beralih dari kebahagiaan kepada kesengsaraan, dari keimanan kepada kemurtadan dan dari Islam kepada kekufuran. Ia akan sengsara dan binasa, sangat sulit untuk mengembalikannya kepada kebenaran, keimanan dan jalan hidayah.
Jika seorang ayah menyerahkan anaknya untuk dibimbing oleh guru dan pendidik yang mengajar dan menanamkan dasar-dasar kekufuran, benih-benih kesesatan di dalam hati anak, maka secara bertahap anak akan mengarah kepada kesesatan dan kemurtadan, maka tidak diragukan lagi bahwa kelak anak akan tumbuh besar dan terdidik dengan landasan pendidikan kekafiran dan sekular, tumbuh perasaan benci dan dengki terhadap Islam.
Sumber : Pendididkan Anak dalam Islam – Kasyful Anwar Syarwani