Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam telah memberikan peringatan kalau anak kita kurang ajar lihatlah ibunya. Kalau ibunya baik, selanjutnya lihat bapaknya. Kalau bapaknya kurang ajar, maka sudah patut anaknya juga kurang ajar.
تَخَيَّرُوْا لِنُطَفِكُمْ فَإِنَّ الْعِرْقَ دَسَّاسٌ (رواه ابن ماجه والديلمي
Artinya : “Pilihlah untuk tempat nuthfah kamu atau air mani kamu, karena pembuluh darah ini merupakan sinar pancaran.” (HR. lbnu Majah dan Dailamy)
Yang dimaksud pembuluh darah (عرق) ialah tempat sulbi, tempat laki-laki menyimpan air mani. Sedangkan pada perempuan disebut “Taraib” yang bersumber pada tulang iga, tulang susu, tempat yang menghasilkan air susu ibu, oleh Rasulullah dikatakan ibarat “dassaas” yaitu sifat pemancar. Artinya, kalau si wanita ternyata taraibnya (penghasil air susunya) tidak baik kualitasnya, maka nanti si anak juga tidak baik jadinya.
Dalam hadits tersebut Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, menyuruh kita memperhatikan kualitas istri, bagaimana kalau saya kawin dengan orang yang berpenyakit ayan? Boleh saja, tetapi Islam membutuhkan manusia yang tidak berpenyakit ayan. Kalau umat Islam mayoritas ayanan, tentu tidak bisa mempertahankan agamanya. Sampai soal kualitas fisik oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam diperhatikan, karena Islam agama yang benar-benar siap membangun dan mempertahankan diri. Jadi benih umat harus dicari dari dalam bukan dari luar. Kalau kita ingin anakanak kita kualitasnya tinggi, maka dalam memilih istri jangan dari orang yang menjadi sumber penyakit bagi anak-anak kita.
Kalau kita memperhatikan hadits-hadits seperti ini, lalu dalam memilih istri tanpa meneliti kesehatan fisiknya kemudian anak kita mengidap penyakit lumpuh, maka salahkanlah diri sendiri. Sebagaimana semboyan orang jawa “bibit, bobot, bebet”. Bibit harus dicari yang baik, berarti apa yang berkembang di masyarakat bangsawan jawa, yaitu untuk tetap memilih sesama bangsawan tidaklah keliru 100% walaupun belum tentu bibit si bangsawan itu mesti baik.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُا : تَخَيَّرُوْا لِنُطَفِكُمْ فَإِنَّ النِّسَاءَ يَلِدْنَ أَشْبَاهَ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ أَخَوَاتِهِنَّ
Artinya : “Dari ‘Aisyah ra, “Pilihlah untuk tempat mani kamu, sesungguhnya kaum wanita itu akan melahirkan anak menyerupai saudara laki-lakinya atau saudara perempuannya.”
Sumber : Pendididkan Anak dalam Islam – Kasyful Anwar Syarwani