Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam bersabda:
لو كان ينبغى لبشر أن يسجد لبشر لأمرت المرأة أن تسجد لزوجها اذا دخل عليها لما فضله الله عليها.
Artinya: “Jika diperbolehkan seorang manusia bersujud kepada sesama manusia, maka pasti akan aku perintahkan seorang isteri untuk bersujud kepada suaminya jika ia mendatanginya dikarenakan keutamaan yang Allah berikan kepada suami atasnya.”
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam bersabda:
اذا صلت المرأة خمسها وصامت شهرها و حفظت فرجها و اطاعت زوجها قيل لها ادخلى من أي أبواب الجنة شفت .
Artinya: “Jika seorang wanita telah menjalankan shalat lima waktu, berpuasa pada bulannya, menjaga kemaluannya dan mentaati suaminya, maka di serukan kepadanya: Masuklah ke dalam surga dari pintu mana saja yang kau kehendaki.”
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam bersabda:
أيما امرأة ماتت و زوجها عنها راض دخلت الجنة.
Artinya: “Tak seorang wanita pun wafat dan suaminya meridhainya kecuali ia akan masuk surga.”
Seorang wanita mendatangi Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam dan berkata: “Wahai Rasulullah sesungguhnya aku utusan para wanita kepadamu, tak seorang pun dari mereka baik itu yang mengetahui atau pun tidak kecuali menginginkan kedatanganku kepadamu. Allah adalah Tuhan lelaki dan wanita, dan engkau adalah utusan Allah kepada lelaki dan wanita.
Allah mewajibkan jihad bagi para lelaki, jika mereka menang mereka pahala dan memperoleh harta rampasan, dan jika mereka mati syahid mereka hidup di sisi Allah dan mendapat rezeki. Lalu apakah amal taat yang bisa sebanding dengan perbuatan mereka?”
Maka Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam menjawab:
طاعة أزواجهن و المعرفة بحقوقهم، وقليل منكن من يفعله.
Artinya: “Mentaati suami dan mengetahui hak-hak mereka. Sedikit dari kalian yang melakukannya.”
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam bersabda:
والذي نفس محمد بيده، لا تؤدي المرأة حق ربها حتى تؤدي حق زوجها، ولو سألها نفسها و هي على ظهر قتب بعير لم تمنعه.
Artinya: “Demi nyawa Muhammad yang berada di genggaman-Nya. Seorang wanita tidak dianggap menunaikan hak Tuhannya hingga ia menunaikan hak suaminya. Walaupun sang suami memintanya (untuk melayani) sedangkan ia berada di atas pelana unta, ia tidak boleh menolaknya.”
Sumber : Dakwah Cara Nabi Karya al Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad