Golongan pertama, mereka lari dari dunia meskipun disodorkan kepada mereka secara cuma-cuma. Mereka sama sekali tidak tertarik karena lebih senang dengan kefakiran dan melepaskan dunia untuk beramal taat, beribadah, berdzikir, dan bermunajat kepada Allah SWT
Telah diceritakan bahwa seseorang mendatangi Ibrahim bin Adham rhm sambil membawa sepuluh ribu dirham. Namun beliau tidak mau menerimanya dan berkata: “Apakah engkau ingin menghapus namaku dari golongan orang fakir dengan uang sepuluh ribumu ini? Ketahuilah bahwa aku tidak akan melakukannya!”
Diceritakan pula bahwa sebagian dari mereka berkata: “Aku melihat seorang fakir sedang duduk diatas sajadahnya di Masjidil Haram. Sedangkan aku mempunyai beberapa dirham lalu aku letakkan di ujung sajadahnya dan aku meminta kepadanya agar mau menerimanya.
Maka ia pun memandangku dengan marah dan berkata: “Wahai Fulan, engkau akan membeli dudukku bersama Allah SWT dalam keadaan tenang ini dengan beberapa ribu selain rumah dan penghasilanku. Sekarang engkau ingin menipuku dengan beberapa dirhammu ini?”
Kemudian ia bangkit mengibaskan sajadahnya dan pergi. Uang dirham itu pun berserakan dan aku memungutinya. Tak pernah kulihat orang yang lebih mulia darinya ketika ia bangkit dan meninggalkannya, dan orang yang lebih hina dariku ketika aku berdiam memungut uang itu.” Kisah-kisah mereka yang semacam ini banyak sekali dan dikenal.
Termasuk sifat orang-orang pada golongan ini adalah melarikan diri dari dunia dan dari masuknya dunia ke tangan mereka jika mendatangi mereka Terkadang seseorang mendatangi mereka dan berkata: “Ambillah harta ini, dan bersedekahlah. “Namun mereka menolak seraya berkata “Orang yang mengumpulkannya lebih pantas untuk membagikannya. Karena pertanggungjawaban atasnya adalah pada perbuatan mengumpulkan dan membagikan.”
Sumber : Dakwah Cara Nabi Karya al Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad