Allah SWT juga bercerita tentang kaum Nabi Musa AS:
قالوا أوذينا من قبل أن تأتينا ومن بعد ما جئتنا.
Artinya “Kaum Musa berkata Kami telah ditindas (oleh Fir’aun) sebelum engkau datang kepada kami dan sesudah engkau datang.” (Qs al-A’raf ayat: 129)
Jadi barangsiapa yang mendapat cobaan berupa gangguan dari manusia hendaknya ia bersabar dan tabah, serta tidak membalas dan menghadapinya dengan perbuatan yang sama, meskipun kadang kadang dibolehkan dan diizinkan baginya. Hendaknya ia lebih rela dengan pertolongan Allah SWT untuknya, dan tidak mendoakan kejelekan, mencaci, dan menghina orang yang mendzaliminya. Sebagaimana yang telah diriwayatkan:
من دعا على من ظلمه فقد انتصر.
Artinya: “Barangsiapa yang mendoakan kejelekan atas orang yang mendzaliminya maka ia telah menolong (telah menolong orang yang mendzaliminya).” Dan juga diriwayatkan:
ان المظلوم ليدعو على ظالمه حتى يكافئه ثم يبقى للظالم عليه زيادة يطالبه بها يوم القيامة، فيعود الظالم مظلوما و المظلوم ظالما.
Artinya: “Sesungguhnya orang yang dianiaya jika mendo’akan kejelekan bagi penganiaya maka ia telah membalasnya. Kemudian tersisa bagi penganiaya kelebihan yaitu akan menuntutnya karena do’a kejelekannya dihari kiamat hingga beralih posisi. Si penganiaya berbalik menjadi orang yang teraniaya sedangkan orang yang teraniaya menjadi yang menganiaya.”
Adapun perbuatan yang lebih dari semua itu adalah dan merelakan tanpa menyimpan dendam atau keinginan supaya yang mengganggunya terkena kejelekan atau musibah. Allah SWT berfirman:
فمن عفا وأصلح فأجره على الله إنه لا يحب الظالمين
Artinya: Maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang dzalim.” (Qs. asy-Syuura ayat: 40).
Allah berfirman:
وليعفوا وليصفحوا تحبون أن يغفر الله لكم والله غفور رحيم.
Artinya: “ Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Dan adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs an-Nur ayat:22)
Sumber : Dakwah Cara Nabi Karya al Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad