Rasulullah Shalallahu alaihi wa alihi wa shahbihi wa salam bersabda:
اذا أحب الله عبدا و اراد ان يصافيه صب عليه البلاء صبا وسخه سخا، لك، واما أن أدخره لك
Artinya: “Jika Allah SWT mencintai seorang hamba dan berkehendak untud mensucikannya, maka Dia menimpakan dan menuang cobaan sebanyak-banyaknya kepadanya. Jika hamba itu berdo’a dan berkata: Wahai Tuhan, maka Dia menjawab Aku penuhi panggilanmu wahai hambaku. Tidaklah engkau memohon kepada-Ku apa pun kecuali Aku akan memberimu, Aku percepat atau Aku simpan untukmu.”
Riwayat mengenai pahala cobaan yang disertai dengan kesabaran dan mengharap ridha Allah SWT sangatlah banyak dan tersebar. Meskipun begitu tidak dibolehkan manusia meminta dan memohon ujian kepada Allah SWT. Karena ia tidak mengetahui yang akan ia perbuat ketika turun ujian terhadap dirinya. Boleh jadi ia akan menggerutu dan tidak terima sehingga ia terjatuh dalam perbuatan dosa dan kesalahan. Dianjurkan baginya untuk memohon keselamatan kepada Allah SWT dan memperbanyak permintaan itu. Disebutkan dalam sebuah hadits:
ما أوتي الانسان بعد اليقين أفضل من العافية، وما سأل الله تعالى شياً احب اليه من أن يسأل العافية
Artinya: “Tidak ada pemberian yang lebih utama bagi seseorang setelah keyakinan dibanding keselamatan, dan tidak ada permohonan yang lebih disukai Allah melebihi pemohonan untuk keselamatan.”
Inilah yang diharuskan dan pantas dilakukan oleh seorang hamba dengan kelemahannya. Jika Allah SWT menimpakan cobaan kepadanya dan ia menghendaki hal itu terjadi padanya, maka hendaknya ia bersabar, mengharapkan ridha Allah SWT, rela dengan ketetapan Allah SWT, dan memohon kepada Allah SWT agar mengasihi, memberikan keselamatan, keteguhan, dan kekuatan.
Sumber : Dakwah Cara Nabi Karya al Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad