Kefakiran yang disertai dengan kesabaran, merasa cukup atas pemberian Allah SWT, dan rela terhadap ketentuan Allah SWT terhadap hamba-Nya yang memilihkan untuknya sedikit harta bukan yang banyak dan kesempitan bukan kelapangan adalah kenikmatan yang teragung dan kedudukan yang utama.
Adapun kefakiran disertai dengan rasa tidak menerima, bersedih dan menggerutu, maka hal itu merupakan musibah yang besar.Rasulullah Shalallahu alaihi wa alihi wa shahbihi wa salam telah berlindung dari kefakiran yang menjadikan seseorang mempunyai sifat tersebut.
Rasulullah Shalallahu alaihi wa alihi wa shahbihi wa salam bersabda :
كات الفقر أن يكون كفرا
Artinya: “Hampir-hampir kefakiran akan menjadikan kekufuran.”
Sesungguhnya perasaan tidak menerima ketetapan Allah SWT, dan tidak rela dengan apa yang dibagikan-Nya, termasuk perbuatan dosa yang menghancurkan, serta maksiat yang besar dan menakutkan. Hendaknya seorang yang fakir benar-benar berhati-hati akan hal itu. Rasulullah Shalallahu alaihi wa alihi wa shahbihi wa salam bersabda:
يا معشر الفقراء، أعطوا الله الرضا من قلوبكم تظفروا بثواب فقركم، والأفلا
Artinya: “Wahai orang-orang fakir, berikanlah kepada Allah perasaan ridhamu, niscaya kalian akan mendapatkan pahala atas kefakiran kalian, dan jika tidak, maka kalian tidak akan mendapatkannya.”
Sumber : Dakwah Cara Nabi Karya al Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad