Orang-orang terdahulu yang shaleh rhm berkata: Kemaksiatan adalah utusan kekafiran, hendaknya setiap orang yang beriman berusaha dengan sekuat tenaga dan kemampuannya menjaga dan mengokohkan imannya, memperkuat dan menetapkan tiang-tiangnya, serta memohon pertolongan dari Allah SWT, bersabar atas semua itu dan beristiqamah hingga kematian mendatanginya.
Lalu ketahuilah, iman adalah inti dari segala inti, sesuatu yang paling berharga dan termulia. Tetapi bersama hal itu ia merupakan sesuatu yang paling berbahaya, sulit penjagaannya, dan paling membutuhkan perhatian, pemeliharaan, pengawasan dengan baik dan berhati-hati. Segala sesuatu yang mulia dan berharga mempunyai keadaan semacam ini.
Orang beriman yang sayang terhadap agamanya, berhati-hati terhadap iman dan keyakinannya, selalu meminta dan memohon agar dijadikan orang-orang yang dikokohkan pijakannya di atas iman dan keyakinan. Tidak memalingkan hatinya setelah diberi petunjuk kepada tauhid dan pengetahuan tentangnya. Mereka takut dicabut dan digoyangkan imannya.
Diriwayatkan bahwa sebagian orang yang terdahulu bersumpah dengan nama Allah SWT, bahwa tidaklah seseorang merasa aman dari dicabutnya iman, kecuali imannya akan tercabut. Diriwayatkan bahwa blis yang terlaknat berkata: “Orang-orang yang memohon kepada Allah SWT khusnul khatimah (wafat dalam keadaan yang baik) telah memotong tulang punggungk” Aku akan mengatakan: Kapan ia akan merasa bangga dengan amalannya? Aku takut jika ia telah menjadi pandai.
Inti dan tujuan dari permasalahan ini adalah, tidak pantas bagi seorang yang beriman dan berakal memiliki sesuatu yang lebih diperhatikan, dikejar, dan diusahakan untuk mendapatkannya dibanding keselamatan tauhid dan penjagaan iman hingga ia mati dan keluar dari dunia dalam keadaan yang demikian, berkat karunia, kekuatan dan pengokohan dari Allah SWT.
Jika ia meninggalkan dunia dalam keadaan demikian, niscaya ia akan selamat dari perbuatan syirik secara total dan mendapatkan seluruh kebaikan selama-lamanya. Adapun jika ia meninggalkan dunia dalam kondisi yang bertentangan dengan keadaan itu, maka ia akan merugi dengan kerugian yang nyata dan mengalami kehancuran seabad-abad. Kami berlindung kepada Allah SWT dari hal itu.
Kehilangan tauhid dan iman akan menjadikan segalanya tidak bermanfaat, walau pun memiliki amalan orang-orang terdahulu dan yang akan datang. Sedangkan selama seorang hamba memiliki tauhid, iman dan menerimanya, maka tidak akan ada yang membahayakannya, meskipun ia orang yang berbuat maksiat dan berdosa.
Karena boleh jadi ia diampuni atau dimaafkan oleh Allah SWT. Jika ia dihukum karena dosanya, maka hukumannya dalam waktu tertentu, tidak kekal dan berabad-abad. Karena seorang yang beriman tidak akan di neraka, bahkan akan dikeluarkan dari neraka, bagi barangsiapa yang di hatinya terdapat iman, walaupun hanya sebesar biji Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam.
Sumber : Dakwah Cara Nabi Karya al Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad