Hendaknya orang-orang yang berdakwah di jalan Allah swt dan petunjuk memanfaatkan kesempatan pada hari-hari dimasa ini untuk mengajak kepada Allah swt dan agama-Nya, sedangkan keadaan pada masa ini seperti yang kami jelaskan. Sebelum tiba masa yang lain dan manusia yang lain, di mana kebenaran ditolak oleh manusia di zaman itu secara terang-terangan, dan mengganggu dengan gangguan yang keji. Bahkan mungkin mereka akan memulai dengan gangguan sebelum diajak kepada kebenaran dan petunjuk. Masa itu terjadi kelak ketika mendekati kiamat dan ketika nampak tanda-tanda serta ciri-cirinya secara umum. Sebagaimana yang diketahui bagi yang melihatnya di dalam hadits.
Dan termasuk kenikmatan Allah swt untuk orang-orang yang berdakwah untuk menyeru kepada Allah swt dan jalan-Nya di zaman ini, jika mereka mengajak dan memberikan nasehat dengan lisan kepada kalangan awam tidak ditolak dan diganggu, begitu juga kepada kalangan khusus. Jika kemungkinan ada yang menolak, maka mereka adalah sebagian dari orang-orang yang kejam dan sombong dari para penguasa yang lalim dan pemimpin yang jahat.
Hendaknya orang-orang yang berdakwah di jalan Allah swt menghindari penyebutan nama kelompok khusus dan tertentu agar selamat dari kejelekan penolakan, fitnah dan gangguan mereka. Karena bisa jadi mereka tidak mampu menghadapi semua itu. Dada mereka menjadi sempit, gelisah, dan jenuh. Lalu menjadikan apa yang mereka hadapi dari kelompokk orang-orang di atas yang terkena fitnah itu sebagai alasan bagi mereka untuk bungkam dari memberikan nasehat dan izin untuk menahan diri dari mengajak kepada kebenaran dan agama. Hendaknya mereka meneladani pemimpin para nabi dan imam pemberi nasehat yaitu Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. Jika mendapat berita yang tidak disukainya dari seseorang beliau Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam tidak menyatakan dengan menyebut nama pelaku, akan tetapi beliau Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallambersabda:
ما بال أقوام يقولون كذا و يفعلون كذا
Artinya: “Bagaimanakah suatu kaum mengucapkan ini dan melakukan perbuatan ini” (HR. an-Nasai dan Abu Dawud.)
Semua itu merupakan rasa kasih dari beliau Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam, kelembutan, sayang dan tidak membeberkan kekurangan orang lain. Allah Yang Maha Mulia dan Pengasih berkata mengenai sifat beliau Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam:
وإنّك لعلى خلق عظيم
Artinya: “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. al-Qalam ayat:4)
وما أرسلناك إلّا رحمة للعالمين
Artinya: “Dan tiadalah Kami mengutus engkau (wahai Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam” (QS. al-Anbiya’ayat: 107)
لقد جاءكم رسول من أنفسكم عزيز عليه ما عنتّم حريص عليكم بالمؤمنين رءوفرحيم
Artinya: “Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. at-Taubah ayat: 128)
Sumber : Dakwah Cara Nabi Karya al Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad