Kewajiban Taat & Taubat
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
من سرته حسنته وسائته سيئته فهو مؤمن
Artinya: “Barangsiapa yang perbuatan baiknya membuatnya senang, dan kejelekannya membuatnya susah maka ia adalah seorang mukmin.”
Wahai orang yang beriman, Apabila Allah SWT memberimu kesempatan untuk melakukan perbuatan taat, hendaknya engkau bertambah gembira dan syukurmu kepada Allah SWT yang telah memuliakanmu agar engkau dapat mentaatinya, dan Ia telah memilihmu agar engkau dapat bermuamalah dengan-Nya. Oleh karena itu, mintalah kepada-Nya dengan sebab keutamaan-Nya agar Allah SWT menerima semua amal saleh yang engkau telah diberi kemudahan untuk melakukannya.
Imam Ali kw berkata: “Hendaknya kalian lebih mementingkan atas dikabulkannya amal perbuatanmu dari pada amal itu sendiri, karena sesungguhnya tidaklah sedikit amalan yang dikabulkan.”
Hendaknya engkau selalu mengakui kekuranganmu dalam menunaikan kewajiban Tuhanmu, meskipun usaha dan pengorbanan yang kau lakukan telah cukup besar dalam mentaatinya, karena sesungguhnya hak-Nya atas dirimu jauh lebih besar. Ia menciptakan-mu dari sesuatu yang tidak ada, kemudian Ia memberimu berbagai macam kenikmatan, dan Ia memperlakukanmu dengan berbagai karunia dan kemurahan-Nya, berkat kekuatan-Nya lah engkau dapat mentaati-Nya, dan berkat taufik dan rahmat-Nyalah engkau dapat menyembah-Nya.
Janganlah engkau mengotori pakaian keimananmu, dan membuat kotor hatimu dengan melakukan perbuatan yang dilarang oleh Tuhanmu. Setiap kali engkau melakukan perbuatan dosa meskipun terkadang, hendaknya engkau segera bertaubat, benar-benar kembali dan benar-benar menyesal serta memperbanyak istighfar, dan hendaknya engkau selalu dalam keadaan takut dan khawatir atas dosa-dosamu. Karena sesungguhnya seorang mukmin itu selalu dalam keadaan takut dan kekhawatiran meskipun ia benar-benar ikhlas dalam ketaatannya dan mempunyai perilaku yang baik.
Sebagaimana engkau juga mengetahui keadaan para Nabi sedangkan mereka adalah orang-orang yang ma’shum, begitu pula keadaan para wali sedangkan mereka adalah orang-orang yang terjaga, mereka selalu dipenuhi oleh rasa takut dan khawatir, padahal amal perbuatan mereka sangat banyak dan dosa-dosa mereka sedikit atau bahkan tidak melakukan dosa, maka semestinyalah keadaan yang demikian itu (rasa takut dan khawatir akan dosa-dosa) hendaknya lebih layak dan lebih pantas terjadi pada dirimu.
Mereka adalah orang-orang yang lebih mengenal luasnya rahmat Allah SWT dan memiliki prasangka lebih baik kepada Allah SWT melebihi dirimu, mereka lebih bersungguh-sungguh dalam mengharapkan pengampunan Allah SWT dan memiliki pengharapan yang lebih besar terhadap kemuliaan Allah SWT melebihi dirimu.
Oleh karena itu, ikutilah jejak mereka niscaya engkau akan selamat, dan teladanilah jalan kehidupan mereka niscaya engkau akan beruntung, mintalah perlindungan kepada Allah SWT, barangsiapa yang berlindung kepada Allah SWT berarti ia telah ditunjukkan pada jalan yang lurus.
Sumber : Terj. Risalatul Mudzakarah Maal Ikhwanul Muhibbin Min Ahli Khair Wad-Din
Karya al-Alamah al-Habib Abdullah bin Alwi al Haddad