Makna Takwa
Imam Ghazali berkata: kata takwa didalam Al-Quran memiliki 3 makna, yaitu:
- Mempunyai arti rasa takut dan haibah.
- Mempunyai arti ketaatan dan ibadah.
- Mempunyai arti membersihkan hati dari dosa-dosa, dan inilah arti sebenarnya dari takwa.
Kesimpulannya, ketakwaan berarti menjaga diri dari kemurkaan dan hukuman Allah SWT dengan menjalankan segala apa yang diperintahkan dan menjauhi segala apa yang dilarang.
Jadi, hakikat ketakwaan adalah janganlah sampai Tuhanmu melihat engkau melakukan perbuatan yang dilarang oleh-Nya, dan meninggalkan perbuatan yang diperintah-kan-Nya.
Balasan Bagi Amal Perbuatan Kita
Orang-orang yang mempunyai hati bersih dan akal pikiran yang jernih telah mengetahui bahwa mereka akan menerima imbalan atas apa yang telah mereka perbuat, dan mereka akan memetik hasil panen atas apa yang telah mereka tanam, sebagaimana mereka berbuat mereka pun menerima balasannya, bagaimana mereka tidak mengetahui dan meyakini akan hal itu, sedangkan mereka percaya terhadap apa yang telah mereka dengar, dan mempercayai isi kitab Allah SWT dan hadits Nabi-Nya yang merupakan bukti nyata bagi orang-orang yang telah di sinari dan dilapangkan hatinya oleh Allah SWT.
Oleh karena itu, hadirkanlah hatimu dan dengarkanlah dengan telingamu secara seksama, semoga dengan engkau mendengarkannya engkau dapat sadar dari kelakuanmu dan bangkit dari tidurmu, hingga engkau dapat beramal saleh untuk bisa menyelamatkan dirimu.
Allah SWT berfirman:
يوم لا ينفع مال ولا بنون إلا من أتى الله بقلب سليم
Artinya: “(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (Qs. Asy-Syu’ara’: 88-89)
ولله ما في السماوات وما فيى الأرضى ليجزي الذين أساؤوا بما عملوا ويجزي الذين أحسنوا با لحسنى
Artinya: “Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga).” (Qs. An-Najm: 31)
وأن ليس لللإنسان إلا ما سعى وأن سعيه سوف يرى ثم يجزاه الجزاء الأوفى وأن إلى ربك المنتهى
Artinya: “Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasannya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna. Dan bahwasannya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu).”(Qs. An-Najm: 39-42)
ليس بأمانيكم ولا أماني أهل الكتاب من يعمل سوءا يجز به ولا يجد له من دون الله وليا ولا نصيرا ومن يعمل من الصالحات من ذكر أو أنثى وهو مؤمن فأولئك يدخلون الجنة ولا يظلمون نقيرا
Artinya: “(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain Allah. Barang siapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikit pun .” (Qs. An-Nisa’:123-124)
فمن يعمل مثقال ذرة خيرا يره ومن يعمل مثقال ذرة شرا يره
Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”(Qs. Az-Zalzalah: 7-8)
لا يكلف الله نفسا الا وسعها لها ما كسبت وعليها مااكتسبت
Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (Qs. Al-Baqarah : 286)
من عمل صالحا فلنفسه ومن اساء فعليها وما ربك بظلام للعبيد
Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba-Nya.” (Qs. Fushshilat: 46)
يوم تجد كل نفس ما عملت ممن خير محضرا وما عملت من سوء تود لو ان بينها وبنه امدا بعيدا ويحذركم الله نفسه والله رؤوف بالعباد
Artinya: “Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.” (Qs. Al-‘Imran :30)
واتقوا يوما ترجعون فيه الى الله ثم توفى كل نفس ما كسبت وهم لا يظلمون
Artinya: “Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya.” (Qs. Al-Baqarah: 281)
Sebagian ulama berpendapat bahwasanya ini adalah ayat Al-Quran yang terakhir kali diturunkan.
Dan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
ان روح القدس نفث في روعي: عش ما عشت فانك ميت واحبب ما احببت فانك مفارقه واعمل ما شئت فانك مجزي به
Artinya: “Sesungguhnya Roh Kudus (Jibril as) meniupkan di benakku: hiduplah semaumu sesungguhnya engkau pasti mati, cintai apa saja yang engkau senangi, sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya, dan berbuatlah semaumu, sesungguhnya engkau akan menerima balasannya.”
البر لا يبلى والذنب لا ينسى والديان لا يفنى كما تدين تدان
Artinya: “Kebaikan tidak akan punah, dosa tidak akan dilupakan, dan Tuhan Yang Maha Pembalas tidak hancur, sebagaimana engkau berbuat engkau menerima balasannya.”
Dan Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam juga bersabda sebagai-mana yang beliau riwayatkan dari Tuhannya:
يا عبادي انما هي اعمالكم أحصيها لكم ثم أوفيكم اياها , فمن وجد خيرا فليحمدالله ومن وجد غير ذلك فلا يلومن الا نفسه
Artinya: “Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya inilah amalan kalian Aku perhitungkan untuk kalian, kemudian Aku akan memberi kalian imbalannya, barangsiapa yang mendapati amalannya baik, hendaknya ia memuji Allah, dan barangsiapa yang mendapati selain itu, janganlah ia mencela selain dirinya.”
لا تسبوا الموتى فانهم قد افضواالى ما قدموا
Artinya: “Janganlah kalian mengejek orang-orang yang telah meninggal sesungguhnya mereka akan menghadapi apa yang telah mereka perbuat.”
Diriwayatkan, Ada seorang hamba sahaya yang derajatnya di surga telah diangkat melebihi majikannya, lalu sang majikan berkata: “Wahai Tuhanku!! Orang ini dahulunya hamba sahayaku semasa ia di dunia,” maka Allah SWT menjawab: “Sesungguhnya Aku memberinya imbalan sesuai dengan amal perbuatannya.”
Imam Ali kw berkata: “Dunia adalah tempat untuk beramal tetapi tidak ada balasan didalamnya, sedangkan akhirat adalah tempat untuk menerima balasan tanpa ada amalan didalamnya, maka lakukanlah amal perbuatanmu di tempat yang tidak ada balasan didalamnya (dunia) sebagai bekal untuk menuju tempat yang tidak ada amalan didalamnya (akhirat).”
Al-Hasan Al-Basri ra berkata: “Allah SWT berkata kepada penduduk surga: “Masuklah kalian kedalam surga karena rahmat-Ku, dan kekallah kalian didalamnya karena niat-niat kalian yang baik, dan berbagilah akan surga sesuai dengan amalan-amalan kalian.”
Adapun dalil-dalil yang telah aku sebutkan mengenai adanya balasan atas amal perbuatan tujuannya adalah sebagai pengingat, karena sebenarnya hal ini adalah suatu perkara yang tak asing lagi bagi kalangan khusus dan umum, hampir tidak tersembunyi meskipun bagi orang-orang awam yang bodoh.
Sumber : Terj. Risalatul Mudzakarah Maal Ikhwanul Muhibbin Min Ahli Khair Wad-Din
Karya al-Alamah al-Habib Abdullah bin Alwi al Haddad
Sangat bermanfaat. 🙂