Abu Hazim Al Madani berkata: ‘Tidak ada sesuatu di dunia ini yang menyenangkanmu melainkan ia diserui oleh sesuatu yang menyakitimu, dunia adalah tempat penuh dengan liku-liku bukanlah tempat lurus penuh kemudahan, tempat yang dipenuhi oleh kesusahan bukanlah tempat yang penuh dengan kesenangan, dan tempat yang penuh dengan kemalangan bukanlah tempat yang dipenuhi dengan kenyamanan.” isrinya berkata padanya: “Sesungguhnya musim dingin telah datang, kita harus menyediakan makanan, pakaian dan kayu,” lalu ia berkata: “Semua itu bukan suatu kepastian, tetapi yang pasti bagi kita adalah kematian, setelah itu dibangkitkan, berdiri dihadapan .Allah SWT; kemudian surga atau neraka.”
Beliau juga berkata: “Tidaklah engkau pergunakan tanganmu untuk menggapai suatu bagian dari dunia, melainkan engkau akan menjumpai seorang fajir (yang jahat) lelah mendahuluimu melakukannya.”
Beliau juga berkata: “Kenikmatan Allah SWT berupa dijauhkannya aku dari dunia adalah lebih utama bagiku dari pada kenikmatannya ketika memberiku kesempatan untuk mendapatkannya.”
Beliau juga berkata: “Apa yang telah berlalu dari dunia hanyalah impian, dan apa yang tersisa darinya hanyalah angan-angan.”
Disebutkan dalam salah satu syair tentang dunia:
Bagaikan hembusan angin atau bayangan yang hilang Sesungguhnya orang yang pintar tidak terkecoh olehnya
Abu Thoyyib Al-Mutanabbi berkata dalam syairnya:
Berapa banyak yang mencintai dunia sejak dulu
Tetapi tidak menemukan jalan untuk men-capainya
Bagian yang kau dapat dalam hidupmu hanyalah rasa cinta
Sebagaimana khayalan yang kau dapat dari mimpimu
Luqman as. berkata: “Barangsiapa yang menjual dunianya dengan akhiratnya ia akan mendapatkan keuntungan dari keduanya, dan barangsiapa yang menjual akhiratnya dengan dunianya ia akan rugi tidak mendapat keduanya.”
Beliau berwasiat kepada anaknya: “Sesungguhnya dunia adalah lautan yang dalam, banyak orang telah tenggelam di dalamnya, jadikanlah takwa kepada Allah SWT sebagai perahumu, dan penumpangnya adalah keimanan sedangkan layarnya adalah tawakkal agar engkau selamat, walaupun aku tidak berpendapat bahwa engkau akan bisa selamat.”
Malik bin Dinar berkata: “Jika badan terasa sakit maka tidak berguna baginya makanan maupun minuman, tidur maupun istirahat dan begitu pula hati, jika ia dikuasai oleh cinta kepada dunia maka tidak ada nasihat yang bermanfaat baginya.”
Malik berkata kepada sahabatnya: “Aku akan berdoa dan kalian mengamininya: “Ya Allah SWT janganlah engkau masukkan dunia kedalam rumah Malik, baik itu sedikit maupun banyak.”
Beliau jika keluar dari rumahnya, mengikat pintunya dengan tali dan berkata: “Kalau tidak karena anjing-anjing pasti aku akan membiarkannya terbuka.”
Beliau juga berkata: “Seorang hamba tidak dapat mencapai kedudukan para shiddiq hingga ia membiarkan istrinya bagaikan seorang janda dan ia tinggal bersama anjing-anjing.”
Beliau pernah melewati seorang yang sedang menanam bibit kurma, kemudian setelah beberapa waktu beliau melewati tempat itu sedangkan bibit itu telah tumbuh, beliau menanyakan tentang orang yang menanamnya, orang-orang berkata: “Ia telah mati.” Kemudian beliau berkata:
Orang yangberharap akan dunia agar bisa kekal diatasnya,
Kematian menjemputnya sebelum harap-annya tercapai
Ia pelihara dengan susah payah sebatang pohon
Maka hiduplah pohon itu sedangkan orang itu mati
Abi Attahiyah berkata:
Berapa orang membangun rumah untuk tempat tinggalnya
Ternyata telah menghuni kubur sebelum sempat menghuni rumahnya
Disebutkan dalam sebuah riwayat:
“Kalimat Lailahaillallaah selalu melindungi orang-orang yang mengucapkannya selama mereka tidak mengutamaka harta dunia diatas kepentingan agama, apabila mereka melakukan hal itu dan mengucapkannya (Kalimat Lailahaillallaah), Allah SWT berkata; “Kalian telah berdusta, kalian mengucapkannya dengan tidak jujur “
Salah seorang salaf berkata: “Wahai yang menahan langit agar tidak jatuh ke bumi melainkan dengan seizin-Nya, tahanlah dunia dariku.”
Ibrahim bin Adham pernah berkunjung ke Manshur dan berkata: “Wahai Ibrahim apa yang akan engkau katakan?” lalu beliau membawakan syair:
Kita memperbaiki dunia dengan merusak agama kita.
Pada akhirnya kita tidak memperoleh dunia tidak pula memperbaikinya
Seseorang berkata kepada Dawud At- Thaai: “Berilah aku wasiat, beliau berkata padanya: “Berpuasalah engkau dari dunia dan jadikanlah berbukamu adalah akhirat, larilah engkau dari manusia sebagaimana engkau lari dari singa.”
Seorang melihat dalam mimpinya seakan-akan beliau berlari, lalu ia berkata padanya: “Wahai Aba Sulaiman, kenapa engkau?” ia menjawab: “Sekarang aku telah terbebas dari penjara.” Ketika ia terbangun ia mendengar kabar bahwa Dawud At-Thaai meninggal dunia.
Fudhailbin Iyadh berkata: “Seluruh kejelekan dijadikan dalam sebuah rumah, dan dijadikan sebagai kuncinya adalah rakus terhadap dunia, dan seluruh kebaikan dijadikan dalam sebuah rumah, dan dijadikan sebagai kuncinya adalah zuhud terhadap dunia.”
Beliau berkata: “Andaikan dunia adalah sebuah emas yang fana dan akhirat adalah sebuah batu bata yang kekal, sepantasnyalah kita memilih batu bata yang kekal dari pada emas yang fana, lalu bagaimana seandainya dunia adalah batu bata yang fana, sedangkan akhirat adalah emas yang kekal?”
Beliau juga berkata: “jika dunia dibawa di hadapanku dan ada yang berkata padaku: “Ambillah, ia halal bagimu tanpa ada perhitungan, pastilah aku merasa jijik terhadapnya seperti seorang dari kalian merasa jijik terhadap bangkai yang ia lewat di hadapannya jangan sampai terkena bajunya.”
Imam Syafi’i ra berkata: “Andaikan dunia dijual di pasar pasti aku tidak akan membelinya walau dengan harga sepotong roti, karena aku melihat kejelekan didalamnya.”
Beliau berkata dalam syairnya:
Siapa tidak mengenal dunia sungguh aku telah merasakannya
Dan telah berlalu dihadapanku kemk-matan dan kepedihannya
Aku tidak melihatnya melainkan tipuan dan kebatilan
Bagai bayangan air di padang pasir yang gersang
la hanyalah bangkai yang dipenuhi oleh tipuan
Dikelilingi oleh anjing-anjing yang keinginan-nya hanyalah saling berebut
Apabila engkau menjauhinya niscaya engkau hidup selamat ditengah-tengah penduduknya
Namun bila engkau ikut berebut maka anjing-anjingnya akan mencabikmu
Sumber : Terj. Risalatul Mudzakarah Maal Ikhwanul Muhibbin Min Ahli Khair Wad-Din
Karya al-Alamah al-Habib Abdullah bin Alwi al Haddad