Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam telah bersabda, “Allah tidak akan melihat kepada seseorang yang menjuntaikan sarungnya seraya menyombongkan diri.” Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam juga bersabda, “Tatkala seseorang menjuntaikan pakaiannya seraya terkagum-kagum terhadap dirinya sendiri, tiba-tiba Allah membenamkannya ke dalam bumi, dan dia tenggelam di dalamnya hingga Hari Kiamat” Sabdanya juga. “Allah tidak akan melihat kepada seseorang yang menjuntaikan sarungnya dengan pongah.”
Sabdanya yang lain menyatakan, “Apabila umatku sudah berjalan dengan lagak penuh kesombongan dan mereka dibantu oleh orang Persia dan Romawi, Allah akan menjadikan sebagian dari mereka menindas atas sebagian yang lain’ Ibnu AI-‘Arabi mengatakan, “Maksudnya, berjalan dengan sikap sombong.”
Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda pula, “Barang siapa menganggap dirinya mulia dan berjalan dengan sombong, ia akan bertemu Allah dalam keadaan Dia murka kepadanya”
Hasan Al-Bashri berpapasan dengan seorang pemuda bertampang rupawan. la memanggilnya dan berkata, “Manusia terkagum-kagum pada dirinya sendiri yang masih muda dan mencintai bentuk fisiknya. Seakan-akan kuburan telah mengubur tubuhmu dan engkau telah bertemu dengan amalmu. Celakalah engkau. Obatilah hatimu karena yang dinginkan Allah dari hamba-hambanya hanyalah kebaikan hati mereka.”
Muhammad bin Wasi’ melihat anaknya berjalan dengan pongah. la pun memanggil sang anak, lalu berkata kepadanya, “Tahukah engkau siapa dirimu? Adapun ibumu kubeli seharga 200 dirham. Sedangkan ayahmu, Allah tidak memperbanyak jumlah orang Muslim dengan orang seperti dia (karena hinanya di sisi Allah).”
Diriwayatkan bahwa Mutharrif bin Abdillah bin Syakhir melihat Muhallab berjalan dengan sombong dalam balutan jubah dari sutra. Mutharrif lalu berkata kepadanya, “Cara berjalan seperti Ini dibenci oleh Allah dan rasul-Nya.” Muhallab menjawab, “Engkau tidak tahu siapa aku?!” Mutharrif menjelaskan, “Aku tahu. Awalnya engkau hanyalah sperma yang muncrat dan akhirnya adalah bangkai kotor.
Di antara awal dan akhir itu engkau membawa kotoran.” Kemudian Muhallab berlalu dan dia tidak lagi berjalan seperti tadi.
Allah berfirman, Kemudian dia (orang kafir) pergi kepada keluarganya dengan sombong. Mujahid menjelaskan bahwa kata yatamaththa pada ayat ini berarti berjalan dengan sombong.
Sumber : Amal Pemusnah Kebaikan Ringkasan Bab Muhlikat Ihya ‘Ulum al-din karya Habib Umar bin Hafidz