Luqmanul Hakim berpesan kepada anaknya “Wahai anakku. Jual duniamu untuk akhiratmu, niscaya engkau mendapatkan keuntungan pada keduanya. Jangan jual akhiratmu dengan duniamu, niscaya engkau kehilangan kedua-duanya. Ibnu Abbas ra. mengatakan, “Sesungguhnya Allah membagi bumi menjadi tiga bagian. Satu bagian untuk orang mukmin, satu bagian untuk orang munafik, dan satu lagi untuk orang kafir. Orang mukmin mempersiapkan bekal, orang munafik bersolek, dan orang kafir bersenang-senang.
Sebuah syair menyatakan:
Wahai peminang dunia untuk jiwanya.
Hentikan meminangnya, maka kau selamat
Yang kau pinang tak lain adalah pengkhianat
Walimahnya dekat dengan tempat meratap
Abu Darda’ menuturkan, “Bukti kehinaan dunia di sisi Allah adalah Allah tidak didurhakai oleh makhluknya kecuali di atas dunia, sementara karunia-Nya tidak bisa diperoleh kecuali dengan meninggalkannya.”
Selepas membaca firman AlIah, Maka jangan sekati-kali kalian terperdaya oleh kehidupan dunia (QS. Luqman [31]: 33). Hasan Al-Bashri mengatakan, “Siapa yang mengatakan ini? Yang mengatakannya adalah Zat yang menciptakan dunia dan yang lebih tahu tentangnya. Jauhilah oleh kalian, urusan dunia yang menyibukkan. Sesungguhnya dunia memang banyak menyibukkan. Siapa yang membuka suatu pintu kesibukan bagi dirinya, dikhawatirkan pintu itu membukakan sepuluh pintu kesibukan lain untuknya.”
“Ali karramallahu wajhah pernah berkhutbah, “Ketahuilah. Sesungguhnya kalian akan mati, akan dibangkitkan setelah mati, akan dimintai tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan kalian, dan akan diberi balasan atas amal-amal kalian. Maka, jangan sekali-kali kalian terperdaya oleh kehidupan dunia karena sesungguhnya dunia dikelilingi berbagai bencana, dikenal kefanaannya, dan terbukti suka berkhianat. Semua yang ada di dunia akan hilang. Dunia berganti-ganti kepemilikan dan tidak pernah tetap keadaannya. Orang yang mampir padanya tidak akan selamat dari keburukannya. Pemangku dunia merasa dalam kemakmuran dan kesenangan karenanya, padahal sebenarnya mereka dalam bencana dan keterperdayaan olehnya. Keaadaan yang berbeda-beda dan sering berubah. Hidup dalam gelimang dunia tercela, sedangkan kemakmuran di dunia tidak lama. Para pemangku dunia hanyalah target yang akan menjadi sasaran anak panah yang dilemparkan oleh dunia, lalu dijauhkan dari perlindungannya.”
Ali karramallahu wajhah juga pernah mengatakan, “Aku berpesan kepada kalian, agar kalian bertakwa kepada Allah dan meninggalkan dunia, yang akan meninggalkan kalian walau kalian tidak ingin berpisah darinya, yang akan menjadikan jasad kalian usang walau kalian ingin memperbaruinya. Sesungguhnya perumpamaan kalian dan dunia seperti suatu kaum dalam suatu perjalanan. Mereka menempuh suatu jalan, seakan-akan mereka telah menempuhnya. Mereka menuju suatu tujuan, seakan-akan mereka telah sampai padanya. Berapa lama kira-kira seseorang harus berlari untuk sampai pada tujuan? Berapa lama kira-kira seseorang yang ada di dunia dan mencari dunia dengan sungguh-sungguh akan tetap ada di dunia hingga ia meninggalkannya (mati)? Maka, janganlah kalian bersedih karena kemiskinan dan kesengsaraan di dunia, karena itu pasti ada akhirnya. Jangan pula kalian berbahagia karena mendapatkan harta dan kenikmatan dunia, karena itu semua akan musnah.”
Ketika urusan dunia dibicarakan di sisi Hasan Al-Bashri, ia bersenandung:
Seperti bunga-bunga tidur atau bayang-bayang yang akan hilang.
Orang pintar tak akan tertipu oleh yang semacam itu
Hasan bin Ali r.a. pernah mengatakan:
Wahai para penikmat kenikmatan dunia yang tak abadi
Terperdaya oleh bayang-bayang yang mudah sirna adalah kedunguan
Sumber: Amal Pemusnah Kebaikan Ringkasan Bab Mukhlikat Ihya ‘Ulum al-Din karya Al Habib Umar bin Hafidz