Dalam kesempatan ini sebaiknya kami bicarakan sedikit penjabaran makna Laa ilaaha illallaah. Dan di muka telah kami jelaskan ketidakmampuan kami untuk menerangkan kalimat Laa ilaaha illallaah secara batin.
Adapun makna Laa ilaaha illallaah secara lahir adalah kita harus meyakini bahwa eksistensi Dzat Allah swt hukumnya wajib, Dia Maha Esa, Maha Tunggal, Penguasa, Maha Kuasa, Hidup, Berdiri sendiri, Terdahulu, Maha Kekal, Maha Abadi, Maha Langgeng. Dia Maha Mengetahui segala sesuatu, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia berbuat segala sesuatu sekehendak-Nya, Dia menentukan segala sesuatu sekehendak-Nya.
Tidak ada sesuatupun yang menyamai-Nya. Dialah Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat. Maha Suci Allah swt dari persamaan dan tandingan, dan dari teman dan pembantu. Allah swt tidak terikat oleh masa dan keadaan. Tidak terliputi oleh arah dan tidak ternodai oleh kejadian apapun. Allah swt tidak butuh kepada siapapun secara mutlak. Sebaliknya, segala sesuatu butuh kepada pertolongan-Nya.
Dia menciptakan segala makhluk-Nya termasuk perbuatan baik buruknya masing-masing. Allah swt Maha Sempurna segala ciptaan-Nya. Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan menyesatkan kepada siapa yangdikehendaki-Nya. Dia memberi karunia kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan menahan karunia kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
Dia memberi ampun kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dia tidak pantas untuk ditanya apa yang Dia lakukan, sebaliknya, Dia pantas menanya mereka. Dia menciptakan makhluk-Nya dan menetapkan rizkinya masing-masing. Dia menurunkan kitab-kitab suci, mengutus para rasul untuk membimbing manusia, karena kelemah-lembutan-Nya dan karunia-Nya kepada mereka.
Semua hamba-Nya wajib mengesakan-Nya, mentaati-Nya dengan mengikuti sabda rasul-rasul-Nya, tidak seorangpun berhak memaksa-Nya karena Dia Pemilik segala sesuatu, Penguasa segala sesuatu, tidak seorangpun yang menyertai-Nya dalam kepemilikan dan hak segala sesuatu. Dia menjanjikan pahala kepada orang-orang yang berbuat kebajikan demi kernurahan-Nya, dan Dia menjanjikan siksa bagi orang-orang yang melanggar-Nya karena keadilan-Nya.
Tuhan Yang Maha Suci adalah Tuhan yang memiliki sifat-sifat yang Maha Sempurna. Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa. Sebab, semua sifat-sifat Yang Maha Sempurna tadi hanya milik-Nya, bukan untuk selain-Nya. Maka siapapun yang mengingkari ketuhanan Allah Yang Maha Esa, atau mengakui ketuhanan yang lain, atau menyekutukan-Nya dengan sesuatu, maka ia telah berbuat kedustaan terbesar dan ia akan merugi.
Sebagaimana firman Allah swt dalam al-Qur’an:
لَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam, kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah swt) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah swt), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah swt). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (Qs. al-A’raaf ayat: 179).
Sumber: Inilah Jawabku Karya Al Allamah AlHabib Abdullah bin Alawi AlHaddad