Hendaknya engkau selalu tampil bersih, rapi secara dzahir dan batin. Sesungguhnya orang yang telah sempurna kebersihannya, maka dengan hati dan jiwanya ia bagaikan malaikat rohani, meskipun dengan tubuhnya dan tampangnya ia manusia jasmani. Dalam hal ini, Baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
بني الدين على النظافة
Artinya: “Agama didirikan atas dasar kebersihan. “
Dalam hadits yang lain. Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda:
ان الله نظيف يحب النظافة
Artinya: “Sesungguhnya Allah itu bersih dan mencintai kebersihan”
Kebersihan batin bisa diperoleh melalui pembersihan diri dari akhlak yang buruk, seperti sombong, riya,’ dengki, cinta dunia dan lain sebagainya. Juga bisa diperoleh dengan menghiasi diri dengan akhlak yang mulia, seperti rendah hati, rasa malu, ikhlas. murah hati, dan lain sebaginya. Hakekat akhlak ini dan jalan untuk bebas dari keburukannya juga jalan untuk memperoleh kebaikannya telah diterangkan oleh Hujjatul Islam al-lmam al-Ghazali dalam Kitab Ikya’ ‘ulumuddin juz II. Wahai saudaraku, pelajari hal ini dan amalkanlah.
Adapun kebersihan dzahir dapat diperoleh dengan meninggalkan kemaksiatan dan menjalankan ketaatan. Barangsiapa yang menghiasi dzahirnya dengan melazimi amal-amal shaleh. memakmurkan hatinya dengan budi pekerti yang baik. berarti telah sempurna kebersihannya. Jikalau tidak demikian, maka ia hanya mendapat bagian darinya sesuai dengan kejauhannya dari akhlak yang buruk juga kedekatannya pada akhlak yang baik.
Diantara bagian kebersihan dzahir yang telah dituntunkan oleh syari’at, adalah membersihkan kotoran dan najis, juga hersuci dari hadas dan najis. Diantaranya juga adalah mencukur bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak atau mencukurnya, serta memotong kumis
Kemudian memotong kuku, yang sunnahnya dimulai dari jari telunjuk kanan hingga jari kelingking, kemudian dari jari kelingking kiri hingga ibu jari kanan. Sedangkan untuk kedua kaki di mulai dan kelingking sebelah kanan dan berakhir di kelingking sebelah kiri sebagaimana halnya menyela-sela kaki dalam wudhu.’ Perbuatan di atas menjadi makruh jika diakhirkan kurang lebih empat puluh hari.
Selain itu juga menghilangkan kotoran-kotoran yang terkumpul dalam lekukan tubuh dengan mengggunakan air. Dan juga kotoran mata yang terkumpul di mata Serta kotoran yang ada disaluran pernapasan, serta sisa makanan yang ada disela-sela gigi dengan menggunakan tusuk gigi.
Hendaknya engkau membersihkan mulutmu dengan siwak, juga sebaiknya yang berasal dari pohon araq. terutama saat hendak memulai ibadah. Dan juga cucilah bajumu dengan air setiap kali terkena kotoran, tetapi jangan berlebihan sehingga menyerupai orang-orang yang was-was.
Diantara sunnah yang termasuk dalam kebersihan adalah meminyaki janggut, merapikannya dengan sisir. Kemudian memakai celak masing-masing mata sebanyak tiga kali dengan ismid. Bahkan Baginda Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bercetak dengan cara yang sama setiap malam.
Kemudian banyak memakai wewangian dapat menutup bau tidak sedap yang muncul dan tubuh seseorang atau yang lainnya, terutama saat hendak Shalat Jum’at serta setiap acara perkumpulan islami lainnya. Dahulu Rasululllah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam sangat cinta wewangian, bahkan beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam banyak memakainya.
Malah terkadang terlihat kilatan bekas minyak wangi pada bagian tengah kepala beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam. Hal ini tak lain agar perbuatan beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam ini untuk memberikan contoh kepada umatnya. Karena sebenarnya wewangian sudah ada dalam tubuh Baginda Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam. hingga beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam tidak membutuhkan wewangian.
Bahkan para sahabat mengumpulkan keringat beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dan memakainya sebagai wewangian. Di samping itu seorang lelaki disunnahkan memakai wewangian yang nampak baunya dan warnanya yang tersembunyi, sedangkan wanita sebaliknya.
Hendaknya engkau menjaga diri dari segala macam najis. Jika engkau terkena najis yang basah, maka basuhlah dengan segera. Jika engkau sedang junub. maka segeralah mandi, karena seorang yang junub tertolak dari kehadirat Allah SWT. Oleh karena itu, maka diharamkan baginya unluk berdiam dalam masjid dan membaca al-Qur’an. Bahkan diriwayatkan, bahwa malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya ada orang yang sedang dalam keadaan junub. Logikanya, jika malaikat telah pergi, maka datanglah setan dari segala penjuru.
Hindarilah makan atau tidur, ketika engkau dalam keadaan junub. Karena dengan demikian engkau akan mengalami berbagai hal yang buruk. Jika engkau tidak mampu untuk segera mandi. maka setidaknya jangan sampai engkau tidak membersihkan kemaluan dan berwudhu.
Hendaknya engkau selalu memperbaruhi wudhu’ setiap kali akan melaksanakan shalat fardhu. Dan berusahalah agar engkau selalu dalam keadaan suci. Ketika setiap kali berhadas, maka perbaruhilah wudhu.’ Karena wudhu’ adalah senjata seorang mukmin Setiap kali senjata itu siap, maka musuh tidak berani mendekatimu.
Ada seorang lelaki mendatangi al-lmam asy-Syeikh Abul Hasan asy-Syadzili ra. ia meminta beliau mengajarinya ilmu kimia lalu beliau menyuruhnya unluk menetap di tempat beliau selama setahun. Namun dengan syarat, setiap kali ia berhadas ia harus memperbaruhi wudhu’ dan shalat dua rakaat, baru setelah itu beliau berjanji akan mengajarinya.
Setelah berlalu setahun lelaki itu pergi ke sumur untuk menimba air dan ternyata sewaktu ia mengangkat timba, kemudian ia mendapati timba itu penuh dengan emas atau perak lalu ia mengembalikannya ke dalam sumur karena tidak menginginkannya, setelah itu ia mendatangi al-lmam Abul Hasan asy-Syadzili ra dan menceritakan kejadian itu.
Kemudian beliau berkata: ‘Sekarang seluruh jiwamu telah menjadi kimia.’ lalu beliau pun mengangkatnya sebagai seorang da’i.
Jalankanlah shalat dua rakaat setiap kali selesai wudhu,’ jika engkau tidak mampu untuk menjaga wudhu.’ maka usahakanlah jangan sampai engkau tidak dalam keadaan suci saat duduk di masjid, membaca al-Qur’an. membaca ilmu. dan duduk untuk berdzikir ataupun melakukan ibadah lainnya.
Jika engkau berwudhu’ atau mandi, jangan .sampai engkau hanya menjalankan yang wajib saja, akan tetapi hendaknya engkau juga menjaga hal-hal yang sunnah serta adabnya sesuai yang telah engkau dengar tentang mandi dan wudhu’nya Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam.
Hendaknya engkau sering mandi dengan niat untuk kebersihan diri. meskipun bukan dalam keadaan junub. Karena telah diriwayatkan anjuran sunnah mandi pada Hari Jum’at bagi orang yang akan pergi ke masjid. lakukanlah hal ini dan itu sudah cukup bagimu untuk kebersihan diri. akan tetapi hanya untuk waktu-waktu tertentu dan untuk kalangan tertentu.
Jika engkau selesai wudhu’ dan mandi, maka bacalah: ‘Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT semata tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya”
Sumber : Nasihat Untukmu Wahai Saudaraku Karya al-Allamah al-Habib Abdullah bin Alwi AlHaddad