Allah Swt. berfirman: “(Orang-orang yang bertakwa adalah)… orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan” (QS Ali ‘Imran [3]: 134).
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda, “Seorang hamba tidak meneguk pahala yang lebih besar daripada pahala dari menahan marah karena mencari ridha Allah.”,
“Siapa yang menahan kemarahannya. padahal ia sanggup untuk melampiaskannya, pada Hari Kiamat nanti Allah akan memanggilnya di atas kepala semua orang (membuatnya terkenal) dan membebaskannya memilih bidadari mana pun yang ia kehendaki”
Umar r.a. mengatakan. “Siapa yang bertakwa kepada Allah, ia tidak melampiaskan amarahnya. Dan siapa yang takut kepada-Nya, ia tidak berlaku seenaknya.”
Ayyub mengatakan. “Bersabar sejenak bisa menolak keburukan yang sangat banyak” Sufyan Ats-Tsauri. Abu Khuzaimah Al-Yarbu’i, dan Fudhail bin lyadh berkumpul membahas zuhud. Lalu mereka sepakat bahwa amalan yang paling utama adalah bersabar saat marah dan sedih.
Muhammad bin Ka’ab mengatakan, “Ada tiga hal. Apabila tiga hal itu berkumpul pada diri seseorang, berarti ia telah menyempumakan imannya kepada Allah. (1] Apabila senang (tidak marah), kesenangannya tidak membawanya pada kebatilan. [2] Apabila marah, kemarahannya tidak mengeluarkannya dari kebenaran. Dan [3] apabila berkuasa, ia tidak mengambil yang bukan miliknya.”
Sumber: Amal Pemusnah Kebaikan Ringkasan Bab Mukhlikat Ihya ‘Ulum al-Din karya Al Habib Umar bin Hafidz