Aku pernah ditanya tentang keutamaan membaca surat al-Waqi’ah. Ketahuilah bahwa ada sebuah riwayat yang menyatakan bahwa membaca surat al-Waqi’ah pada setiap malam dapat menjadi pengaman bagi pelakunya dari minta-minta kepada manusia, sehingga dapat menjadikannya hina di dunia dan ternoda kehormatannya.
Ibnu Mas’ud pernah ditanya ketika saat kematiannya hampir tiba: “Mengapa engkau tinggalkan putera-puteramu dalam keadaan miskin?” Jawab Ibnu Mas’ud: “Aku tidak meninggalkan putera-puteraku dalam keadaan miskin, sebab aku telah meninggalkan kepada mereka sebuah kekayaan yaitu surat al-Waqi’ah.”
Tentang kekhususan surat-surat atau ayat-ayat al-Qur’an, dan dzikir serta do’a dari Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam telah diketahui secara luas oleh umum, semuanya terdapat dalam kitab-kitab sunnah. al-lmam Ghazali pernah menyusun Kitab adz-Dzahab al-Ibriz Fi Khawasil Kitabil al-Azis, di dalamnya termuat tentang kekhususan surat-surat atau ayat-ayat al-Qur’an, dan dzikir serta do’a dari Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam.
Meskipun di antara kekhususan membaca surat al-Waqi’ah dan surat lain yang sejenis, dapat mendatangkan manfaat serta menolak bahaya duniawi, namun hal itu tidak boleh menodai pengamalan pelakunya dan niatnya. Sebaiknya si pelaku membacanya demi untuk mendapat kebajikan di akhirat.
Seorang yang tidak butuh kepada pertolongan orang lain, maka hal itu merupakan niat yang baik. Seorang mukmin yang mengerti, tidak ingin membuang rasa butuhnya kepada pertolongan manusia karena ingin berbangga diri, namun ia ingin membebaskan diri dari berbagai keburukan dalam agamanya. Sebab cukup banyak orang yang butuh kepada pertolongan orang lain yang mendapat berbagai cobaan. Karena itulah para wali Allah swt selalu memohon perlindungan Allah swt dari cobaan semacam itu demi untuk menjaga diri mereka yang lemah ketika menghadapi berbagai cobaan yang tidak mereka inginkan. Dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam selalu memohon perlindungan Allah swt dari kemiskinan dan tertimpanya sebuah penyakit. Sebagaimana sabda Baginda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam:
كاَدَ الْفَقْرُ أَنْ يَكُوْنَ كُفْرًا
Artinya: “Sering kali kemiskinan menyebabkan seorang menjadi kafir.”
Karena apabila cobaan mendera manusia, maka yang kita dapatkan adalah sifat mengeluh, putus asa, dan kecewa. Dalam hal ini, asy-Syeikh Sofyan ats-Tsauri berkata: “Aku tidak sedih karena bencana yang menimpa kepadaku, tetapi aku khawatir menjadi kafir ketika aku dicoba suatu bencana.”
Sesungguhnya manusia yang paling sempurna adalah ketika ia ridha dengan ketetapan Tuhannya, puas dengan ilmunya dan menyerahkan diri dengan kehendak Tuhannya tanpa peduli kepada daya upayanya sendiri.
Seorang arif billah berkata: “Di dalam surat al-Waqi’ah terdapat sebuah rahasia, yang dapat mengokohkan keyakinan, ketenangan hati, kedamaian, baik ketika mendapatkan kenikmatan ataupun tidak, karena Allah swt mengawali dan mengakhiri kandungan surat tersebut dengan kisah hari kiamat dan adanya tingkatan-tingkatan manusia pada hari itu.”
Siapapun yang merenungkan isi surat tersebut baik-baik, maka ia akan menganggap ringan segala kesulitan yang ada di dunia. Dalam surat tersebut juga dijelaskan tentang asal-usul manusia yang dijadikan dari setetes air yang hina. Serta dijelaskan pula asal-usul tanaman dan air, yang keduanya menjadi sumber terpenting dalam kehidupan manusia.
Maka dari itu, manusia diperintahkan untuk memikirkan baik-baik tentang kejadian keduanya. Karena mereka tidak mampu membuatnya, sehingga mereka menyakini bahwa Yang Maha Kuasa dan Yang Maha mengatur sesuatu hanyalah Allah swt. Jika seorang telah yakin bahwa yang menciptakan seluruh alam semesta dan yang mencukupi kebutuhan makhluk-Nya adalah Allah swt, maka hatinya akan tenang dan ia akan memotivasi hidupnya hanya untuk mengabdi kepada Allah swt.
Sumber: Inilah Jawabku Karya Al Allamah AlHabib Abdullah bin Alawi AlHaddad