Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Pada Anak :
f. Lengahnya Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak
Beberapa faktor yang menyebabkan penyelewengan anak, rusaknya akhlak dan hilangnya kepribadian anak adalah lengahnya kedua orang tua untuk memperbaiki, mengarahkan dan mendidik anak.
Jangan sampai kita melupakan peran ibu di dalam memikul amanat dan tanggung jawab terhadap pendidikan anak-anak yang berada di bawah pengawasannya, mempersiapkan dan memberikan petunjuk kepada mereka.
Penyair mengatakan :
الْأُمُّ مَدْرَسَةٌ إِنْ أَعْدَدْتَهَا أَعْدَدْتَ شَعْبًا طَيِّبَ الْأَعْرَاقِ
“Ibu adalah sekolahan yang jika engkau telah mempersiapkannya berarti engkau telah mempersiapkan suatu bangsa yang mempunyai akar yang baik.”
Di dalam memikul tanggung jawab, peranan ibu sama dengan bapak. Bahkan tanggung jawabnya itu lebih penting, lantaran ibu selalu berdampingan dengan anaknya semenjak ia dilahirkan hingga tumbuh besar dan mencapai usia harus memikul kewajiban. Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam telah menyendirikan tanggung jawab ibu dengan sabdanya :
وَالْأُمُّ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُوْلَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا
Artinya : “Dan ibu adalah seorang pengembala di dalam rumah suaminya dan ia bertanggung jawab terhadap gembalaannya itu.”
الْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الْأُمَّهَاتِ
Yakni tanpa memuliakan dan mematuhi ibu mungkin surga tidak dapat diraih atau bahwa ibulah yang dapat mengarahkan anak-anak kejalan yang di ridho’i Allah SWT (surga).
Bahwa lingkungan keluarga merupakan peran penentu dalam pembinaan perilaku anak, bila anak hidup dalam keluarga yang beriman, melihat orang tuanya hidup damai harmonis, taat menjalankan ibadah, maka bibit pertama yang akan masuk ke dalam jiwa anak adalah apa yang dialaminya itu. Lebih-lebih peranan ibu besar sekali, Islam telah mengangkat martabat kaum ibu dengan fitrahnya yang telah ditentukan Allah. Wanita dengan kondisi jasmani yang lemah, siap untuk melahirkan, menyusui dan mendidik anak, maka Allah menanamkan sifat lemah lembut, dan kasih sayang ke dalam hati ibu. Seorang laki-laki dengan fisik yang kuat akan siap bekerja dan berupaya mencari nafkah kebutuhan hidup, sedang ibu nampak mulia dan anggun bila berada pada tempat kedudukan yang tulus bersih.
Islam menghendaki ibu dapat menciptakan diri sebagai tanah subur yang produktif yang meletakkan dasar, menaburkan iman agar tumbuh subur berkembang dalam hati anak yang masih hijau dan bersih. Janganlah anak yang tidak berdosa ini kering dari siraman iman, hanya kaum ibulah yang dapat menolong anak dari pengaruh akhlaq buruk yang akan merusak akidah dan perilaku Islam. Peran ibu inilah yang akan mampu melaksanakan / memelihara pertumbuhan anak, membina, membentuk perilaku anak yang berakhlakul karimah, berkualitas tinggi sehingga menjadi manusia paripurna, hanya dapat dilakukan oleh kaum ibu.
Anak yang diserahkan kepada pembantu tidak akan mendapatkan pemeliharaan yang baik seperti orang tua sendiri. Tidak dapat menggantikan kedudukan orang tua anak tidak akan mendapatkan belaian kasih sayang seorang ibu,
Mendidik anak, membina rumah tangga berarti telah memberikan sumbangan besar kepada negara dan masyarakat yang berarti membina tunas bangsa agar tumbuh menjadi individu yang sholeh dan sholihah di tengah masyarakat hal ini bukanlah suatu upaya yang kecil nilainya. Dimana pada suatu saat nanti anak-anak itu diharapkan dapat berbuat dan mengembangkan kreatifitasnya demi kemajuan dan kemakmuran bangsa.
Sumber : Pendididkan Anak dalam Islam – Kasyful Anwar Syarwani