Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Pada Anak :
e. Perlakuan Orang Tua Yang Tidak Baik
Sepakat para ahli pendidikan bahwa jika anak diperlakukan oleh kedua orang tuanya dengan perlakukan kejam, dididik dengan pukulan yang keras dan cemoohan yang pedas, hinaan dan ejeken. Gejala seperti ini akan melahirkan perilaku dan akhlaq anak menjadi kurang sehat, gejala rasa takut dan rasa cemas tampak pada tindakan-tindakan anak. Bahkan secara lebih tragis akan mengakibatkan anak berani kepada orang tua atau meninggalkan rumahnya dalam rangka menyelamatkan diri dari kekejaman, kedzaliman dan perlakuan yang menyakitkan dari orang tua.
Karenanya, tidak aneh jika kita melihat anak menjadi nakal dan menyimpang serta tumbuh besar dalam suasana timpang.
Dengan ajaran-ajaran yang lurus dalam mendidik anak, Islam telah memerintahkan kepada setiap orang yang mempunyai tanggung jawab untuk mendidik anaknya, terutama bapak dan ibu agar mendidik dengan akhlak luhur, sikap lemah lembut dan perlakuan kasih sayang. Sehingga dengan hasil didikan tersebut akan tumbuh secara istiqomah, terdidik untuk berani dan berdiri sendiri, merasa mempunyai harga diri, kehormatan dan kemuliaan.
Berikut ini adalah ajaran-ajaran Islam tentang akhlak yang luhur, perlakuan yang penuh kasih sayang dan kelembutan.
Allah SWT berfirman :
إِنَّاللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيـتَاءِ ذِي الْقُرْبَى
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil, berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat.” (QS. An-Nahl : 90)
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Artinya : “…..dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran : 134)
وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا
Artinya : “…….serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia…” (QS. Al-Baqarah : 83)
وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانفَضَّوْا مِنْ حَوْلِكَ
Artinya : “Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imron : 159)
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda :
إِنَّاللهَ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِى الْأَمْرِ كُلِّهِ (رواه البخاري
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyukai kelemah-lembutan di dalam seluruh perkara.” (HR. Al Bukhori)
إِذَا أَرَادَ اللهُ تَعَالَى بِأَهْلِ بَيْتٍ خَيْرًا أَدْخَلَ عَلَيْهِمُ الرِّفْقَ لَوْ كَانَ خَلْقً لَمَا رَأَى النَّاسُ خَلْقًا أَحْسَنَ مِنْهُ، وَإِنَّ الْعَنَتَ لَوْ كَانَ خَلْقً لَمَا رَأَى النَّاسُ أَقْبَحَ مِنْهُ (رواه أحمد و البيهقى
Artinya : “Sesungguhnya jika Allah menghendaki suatu kebaikan bagi ahli bait, maka Allah memasukkan kelemahan lembutan kepada mereka. Sekiranya kelemah lembutan itu adalah bentuk, niscaya manusia tidak akan melihat bentuk yang lebih baik dari padanya, dan sekiranya kekerasan itu adalah bentuk, niscaya manusia tidak akan melihat suatu bentuk yang lebih jelek dari padanya.” (HR. Ahmad dan Baihaqi)
Di dalam Ats Tsawab Abu Al Syaikh meriwayatkan dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bahwa beliau bersabda :
رَحِمَ اللهُ وَالِدًا أَعَانَ وَلَدَهُ عَلَى بِرِّهِ
Artinya : “Semoga Allah memberi kasih sayang kepada orang tua yang menolong anaknya untuk berbakti kepada dirinya.”
Abu dan At-Tirmidzi juga meriwayatkan dari Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam :
الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمنُ ارْحَمُوْا مَنْ فِى الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ (رواه أبو داود و الترمذي
Artinya : “Orang yang mengasihani itu akan dikasihani oleh yang Maha Pengasih, Maka, kasihanilah siapa yang ada di bumi, niscaya kamu akan dikasihani oleh siapa yang ada di langit.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Itulah petunjuk Islam tentang kelemah-lembutan, kebaikan dan keutamaan di dalam berbicara dan bergaul. Jika anak diperlakukan dengan cara yang salah dan kasar serta hukuman yang dzalim, maka orang tua telah berbuat dosa kepada anak-anak ketika melemparkan anak-anak mereka kepada suasana pendidikan yang salah, pengarahan yang bengkok dan tercela. Bahkan mereka akan melihat anakanak mereka menyimpang dan durhaka. Sebab mereka telah menanam benih-benih penyimpang dan kedurhakaan itu dalam diri anak ketika ia masih dalam usia perkembangan.
Memperbaiki akhlaq tidak dapat dengan hanya memberikan nasehat, bujukan atau ancaman, tetapi juga harus disertai dengan memperbaiki lingkungan yang menyebabkannya.
Pokoknya semua perbuatan anak adalah selalu merupakan identifikasi dengan pendidiknya dan orang tuanya. Kehidupan akhlaq dan agama anak adalah merupakan proses pengajaran dari akhlaq orang tua karena anak suka meniru.
Mendidik anak dalam hal sikap baik adalah pendidik sendiri yang harus memberikan contoh perbuatan! Tingkah laku yang bernilai baik menurut norma-norma agama harus benar-benar dipersonifikasikan dan diekspresikan oleh pendidik dalam contoh tingkah laku sehari-hari.
Dari sini orang tua hendaknya bisa mengambil pelajaran dan teladan dalam bersikap lemah lembut terhadap anakanak dan dalam mengikuti jalan yang lurus di dalam mendidik dan mengarahkan mereka.
Sumber : Pendididkan Anak dalam Islam – Kasyful Anwar Syarwani