Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Pada Anak :
d. Kurang Memperhatikan Teman-teman Anak
Anak-anak sejak berumur kurang lebih 4 tahun sudah dapat bergaul dengan orang-orang di luar lingkungan keluarganya. Dengan bergaul ini mereka mengembangkan kemampuan sosial dan kebutuhan berhubungan dengan orang lain. Untuk itu orang tua wajib menaruh perhatian dengan siapa anak-anaknya bergaul. Karena teman bergaul dapat memberikan pengaruh pada kepribadian anak-anaknya.
Allah SWT berfirman dalam surat Al Khaafi ayat 28 :
وَاصْبِرْنَفْسَكَ مَعَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِ يدُونَ وَجْهَهُ وَلاَ تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِيْنَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلاَ تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
Artinya : “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang–orang yang menyeru Tuhanmu di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasaan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya. Sedangkan perbuatannya melewati batas.”
Ayat ini mengingatkan beberapa hal prinsip yaitu :
- Carilah teman yang sholeh, agar kita dapat menjadi orang sholeh.
- Jauhilah teman yang durhaka kepada Allah, karena mendekati mereka dapat membuat diri kita hanyut dalam kedurhakaan.
Firman Allah SWT dalam surat Al -An’am ayat 68 yaitu :
وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّى يَخُوضُوْا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ وَإِمَّا يُنسِيَنَّكَ الشَّيْطَانُ فَلاَ تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرَى مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Artinya : “Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolokolokkan ayat-ayat Kami, Maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), Maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu)..”
Ayat ini lebih khusus melarang kita turut dalam kelompok, rombongan atau majlis yang pembicaraannya berisikan halhal yang mungkar atau melanggar akhlak Islam. Karena dengan duduk dalam suatu kelompok yang munkar pembicaraannya, kita akan terjerumus ke jalan maksiat sehingga kita lupa kepada Allah.
Kedua ayat di atas memperingatkan bahayanya berteman dengan orang yang tidak baik. Sebab itu orang tua sejak dini harus memberikan bimbingan kepada anak-anaknya, bahkan jika perlu mengawasi anak-anaknya dan teman bergaulnya. Sebab tidak jarang kita temukan anak-anak di rumah sudah kita didik dengan kejujuran, berbicara sopan, bertingkah laku hormat kepada orang tuanya, tetapi setelah bergaul dengan teman-temannya, ternyata mereka pulang membawa kata-kata kotor dan berbau porno. Sehingga orang tua sering terkejut mendengarkan kata-kata yang diucapkan anaknya dari luar itu.
Di samping membawa kata-kata kotor, tidak jarang anak-anak setelah bergaul dengan teman di luar berani melakukan kejahatan kecil-kecilan di rumah. Misalnya mengambil uang ayah atau ibunya yang terkunci rapat dalam kotakkotak khusus, atau mencuri makanan saudaranya yang tersimpan rapi. Pada saat terjadi hal semacam ini, orang tua menjadi gelisah dan terkejut, karena selama ini orang tua mendidiknya dengan kejujuran dan sikap terus terang, tetapi dengan tidak diduga-duga kini berani mencuri. Setelah diselidiki ternyata teman sepergaulannya yang mengajari mencuri.
Jika ilmu pendidikan modern mengatakan bahwa lingkungan punya pengaruh pada anak-anak, sesungguhnya bukanlah pendapat modern, sebab sejak ribuan tahun yang lalu, yaitu pada zaman Nabi Ibrahim soal lingkungan teman bergaul ini sudah menjadi bagian ajaran Islam. Jadi boleh dikatakan bahwa ilmu pendidikan modern sekedar menjiplak dari ajaran Islam dan bukan mengetengahkan hal yang baru. Karena itu kepada orang-orang yang mengaku beragama Islam agar tekun mempelajari Al-qur’an, jika mereka ingin mendidik anak-anaknya dengan benar.
Kembali pada persoalan mengawasi anak-anak dalam berteman, orang tua harus benar-benar yakin bahwa anakanaknya telah bergaul dengan teman yang baik. Langkah berikut ini dapat membantu untuk kepentingan tersebut, yaitu :
- Mengenal nama teman dari anak-anak kita.
- Mengenal orang tua dari teman anak-anak kita.
- Mengikat silaturrahim dengan teman anak-anak kita.
- Mengundang teman anak kita supaya datang ke rumah, sehingga kita dapat menyelidiki lebih jauh temannya tersebut.
- Mengikat silaturrahim dengan keluarga teman anak-anak kita, supaya kita dapat bekerja sama dengan orang tua teman anak-anak kita untuk membimbing pergaulan anakanak kita.
Dengan langkah semacam ini, sekiranya teman-teman anak kita tidak baik, maka segera akan kita ketahui dan sedini mungkin orang tua dapat menangani kerusakan akhlaknya. Langkah-langkah yang kita uraikan di atas, di zaman orangorang tua kita dahulu biasa dilaksanakan. Tetapi setelah kita menginjak kehidupan yang dinamakan modern ini, langkahlangkah yang baik ini telah kita tinggalkan. Sebab kita sibuk membangun diri menjadi robot ekonomi, sehingga kita memperlakukannya sebagai robot ekonomi. Karena itu, kita tidak perlu kaget jika kita merasa diri kita baik, namun anak kita menjadi berandal. Sebab teman pergaulan mereka sama sekali tidak pernah kita perhatikan.
Guna mendidik anak-anak kita supaya menjadi orang baik dikemudian hari, kita tidak hanya membekali mereka dengan ilmu dan pengetahuan agama secara teoritis, tetapi kita juga wajib mengawasi dan membimbing anak dalam berteman dan bermasyarakat. Hendaklah kita ingat bahwa anak yang sholeh dan sholihah dapat membantu kita menyelamatkan diri dari adzab kubur dan siksa neraka. Sebab itu janganlah kita menganggap remeh hal mengawasi dan membimbing anak dalam berteman.
Sumber : Pendididkan Anak dalam Islam – Kasyful Anwar Syarwani