1. Pengertian Kenakalan
Kenakalan adalah perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seseorang dari suatu tata nilai yang dianggap baik dan benar oleh masyarakat.
Masalah yang sering menimbulkan ketidaksepakatan tentang definisi kenakalan sebenarnya bermuara pada perbedaan pandangan tentang tata nilai tersebut. Pada masyarakat Islam perilaku seks misalnya hanya dibenarkan bagi mereka yang memiliki hukum sah lewat pernikahan, aktifitas seksual yang dilakukan di luar nikah adalah merupakan bentuk penyimpangan keji dan tidak dapat ditolelir. Tetapi bagi masyarakat barat yang menerapkan free seks, melakukan aktivitas seksual di luar nikah dipandang tidak melakukan penyimpangan, sehingga jika ada remaja yang akan melakukan kegiatan wisata, bekal yang tidak boleh ketinggalan adalah kondom, seks di luar nikah bagi mereka dianggap baik asal dilakukan atas dasar suka sama suka.
Jika penyimpangan yang dilakukan oleh remaja terbatas kepada nilai-nilai yang bersifat insaniyah (atas dasar kesepakatan manusia) yang bersifat temporal dan lokal, maka kenakalan itu mungkin masih dapat ditolelir. Sebagai contoh, perubahan cara memberikan penghormatan kepada orang tua bagi masyarakat Solo (tidak lagi menggunakan kromo inggil dan munduk-munduk) ia wajar tidak dapat disebut nakal. Keberanian murid menyatakan pendapat yang berbeda dengan pendapat guru secara tajam juga wajar sungguh pun bertentangan dengan nilai yang berlaku yakni murid harus sopan terhadap guru.
Tetapi apabila penyimpangan tersebut menyangkut tata nilai agama yang sumbernya dari Allah yang memiliki sifat yang esensial dan universal, maka kenakalan tersebut merupakan gejala serius yang harus ditanggulangi .
2. Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Pada Anak
Dalam pandangan Islam anak lahir dalam keadaan fitrah yakni berpotensi tauhid dan berpotensi untuk berbuat baik, tidak ada anak yang memiliki bakat jelek. Apabila diberi kesempatan dan diberi peluang untuk mengembangkan potensi baiknya, ia akan mampu menjadi insan kamil.
Oleh karena itu sebab-sebab munculnya kenakalan sebagian besar berasal dari keluarga dan masyarakat yang bersumber dari rumah tangga yang tidak harmonis, orang tua yang acuh terhadap perkembangan anak, memanjakan anak berlebih-lebihan, mendidik anak dengan cara keras dan otoriter, kebiasaan hidup yang tidak baik, ketidakmampuan orang tua untuk mengendalikan anak dari pengaruh luar yang merusak.
Sebab yang bersumber dari masyarakat antara lain lemahnya kontrol sosial dan kontrol moral dalam masyarakat terhadap penyimpangan, pergeseran tata nilai baik dan buruk dalam masyarakat, menurunnya tanggung jawab sosial pada masyarakat. Kemajuan media dan komonikasi yang mampu membuka dinding-dinding kamar setiap rumah sampai di pedesaan yang tidak di imbangi dengan kesiapan mental anggota masyarakat.
Sumber : Pendididkan Anak dalam Islam – Kasyful Anwar Syarwani