Pendidikan anak dalam proses perjalanannya, berjalan dengan tiga tahapan formal, informal dan non formal.
Pertama, pendidikan yang berlangsung secara formal seperti pendidikan di sekolah atlu madrasah disini ada guru yang membimbing baik bimbingan dalam bentuk perkembangan jasmani maupun bimbingan rohani. Dalam konteks ini fungsi pendidikan terhadap anak didik diwakili oleh guru dalam sekolah atau madrasah.
Kedua, pendidikan informal, proses pendidikan disini terjadi secara alamiah dimana anak melihat orang tua berkelakuan baik, maka akan dicontoh oleh anaknya. Sebaliknya, jika orang tua memberikan contoh yang salah dan tidak benar, sikap yang keluar dari garis agama maka otomatis anak akan meniru perbuatan orang tua. Pendidikan dalam rumah merupakan fondasi bagi pendidikan disekolah.
Ketiga, pendidikan non formal, jalur pendidikan ini terjadi pada lembaga-lembaga seperti kursusan, bimbingan khusus, dan lain sebagainya.
Pendidikan kanak-kanak dianalogikan dengan tanaman, jika tidak disiram air ia akan tumbuh bengkok, dan jika dibiarkan terus bengkok maka mustahil dan sulit untuk meluruskannya, seperti itu juga dalam mendidik anak, sebagaimana dikatakan dalam sebuah syair :
Artinya: “Jika kamu meluruskan ranting-ranting maka ia akan lurus – Tetapi jika kamu meluruskan kayu bakar maka ia tidak akan lurus.”
Hidup adalah belajar, ungkapan ini mengandung arti bahwa hidup manusia baru bermakna jika belajar. Seluruh kegiatan manusia ditandai dengan belajar mengajar (pendidikan). Dengan demikian belajar mengajar sangat penting bagi kehidupan dan perkembangan manusia.
Apapun aktivitas seseorang merupakan proses belajar, ia belajar dari kehidupan.
- Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki
- Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
- Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri
- Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri
- Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri
- Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri
- Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
- Jika anak dibesarkan dengan perlakuan baik, ia belajar keadilan
- Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan
- Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya
- Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.
(Prof. Dr. KH. Ali Maschan Musa, Pendidikan Pesantren dan Epistemologi Kekerasan, Surabaya: Pesantren Al-Husna Surabaya, h. 282)
Sumber : Pendididkan Anak dalam Islam – Kasyful Anwar Syarwani