Dampak kemarahan pada lisan seseorang adalah munculnya cacian dan ucapan-ucapan kotor. Sementara pada anggota badan, dampak kemarahan, antara lain bisa berupa pemukulan, penyerangan, penyobekan, serta pelukaan dan penghilangan nyawa bila mampu. Jika orang yang dimarahi melarikan diri atau tidak ada di tempat, dampak-dampak tersebut bisa saja ditimpakan kepada diri orang yang marah sendiri. Maka, ia pun bisa saja nyobek-nyobek bajunya sendiri, menampar mukanya sendiri, dan tangannya memukul tanah. bisaa juga ia memukul benda-benda dan hewan. Kadang-kadang ia memukul meja makan dan berperilaku seperti orang yang menuduh, dengan memaki-maki hewan ternak dan benda-benda mati. Bahkan bisa jadi ada hewan menyenggolnya, ia pun membalasnya dengan menendang hewan itu.
Adapun dampak kemarahan pada hati adalah kedengkian. Iri hati, menyimpan keburukan, gembira atas kemalangan orang lain, sedih atas kebahagiaan orang lain, membuka rahasia dan menyebarkan aib, menghina, dan berbagai sifat buruk lainnya jadi, inilah buah dari amarah yang berlebihan.
Adapun amarah yang terlalu kecil berdampak kurangnya keberanian saat kehormatan keluarga diganggu. menerima begitu saja kebhnaan dari para pencela. dan kecil hati, Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sala, bersabda, “Sungguh, Said sangat pencemburu: tetapi aku lebih pecemburu daripada Said, dann Allah lebih pencemburu daripada aku ‘ dikatakan bahwa:
“Dalam setiap umat. kecemburuan dititipkan kepada kaum lelakinya, sementara perlindungan dititipkan kepada kaum perempuannya” Di antara ciri kelemahan elemen amarah adalah sikap lemah dan diam saat menyaksikan kemungkaran. Padahal Allah swt. telah berfirman, Dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama (hukum) Allah ( QS Al-Nur |24]. 2).
Barang siapa kehilangan elemen amarah, ia tidak akan berhasil dalam menempa diri Sebab, penempaan diri hanya bisa berhasil dengan membuat elemen amarah menguasai elemen nafsu. yang terbaik adalah elemen amarah berada di bawah kendali petunjuk nalar dan agama serta dalam keadaan seimbang dan proporsional, Amarah lebih Lembut dari pada rambut dan lebih tajam daripada pedang. Jika seseorang tidak mampu menguasainya, hendaknya ia bisa mendekatinya.
Sumber: Amal Pemusnah Kebaikan Ringkasan Bab Mukhlikat Ihya ‘Ulum al-Din karya Al Habib Umar bin Hafidz