b. Toleransi Terhadap Kekurangan Istri
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menganjurkan kepada suami agar tidak menuntut kesempurnaan seorang istri secara mutlak. Karena mungkin pada sebagian dari diri wanita ada yang baik yang menggantikan dan menutupi sesuatu yang tidak disukai suami, Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda :
لاَيَفْرَكُ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ (رواه مسلم
Artinya : ”Janganlah seorang mukmin laki-laki membenci seorang mukmin wanita, jika dia tidak menyukai perangainya, mungkin dia suka terhadap hal yang lain.” (HR. Muslim)
مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِيْنٍ مِنَ النِّسَاءِ (رواه مسلم
Artinya : “Tidak pernah aku melihat seorang yang kurang akal dan agamanya lebih dari perempuan.” (HR. Muslim)
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam juga berpesan kepada kita agar berbuat baik kepada wanita dan memperlakukannya secara hormat.
Artinya : “Berwasiatlah kepada wanita tentang kebaikan, karena wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok dan yang paling bengkok adalah yang terletak paling atas, jika kamu berusaha meluruskannya, ia akan patah, tetapi jika kamu biarkan dia akan tetap bengkok, maka berwasiatlah kepada wanita tentang kebaikan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menggambarkan sifat atau karakter wanita sebagai berikut :
إِنَّ الْمَرْأَة خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ لَنْ تَسْتَقِيْمَ فَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيْهَا عِوَجٌ فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمَهَا كَسَرْتَهَا وَكَسْرُهَا طَلاَقُهَا (رواه مسلم
Artinya : “Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk yang tidak ada jalan bagimu untuk meluruskannya. Jika kamu menikmatinya maka dia dalam keadaan bengkok, jika kamu berusaha untuk meluruskannya maka dia akan patah, dan mematahkannya berarti menceraikannya.” (HR. Muslim)
Barangsiapa sabar terhadap akhlak istrinya yang tidak baik, maka Allah SWT akan memberikan pahala untuknya seperti pahalanya Nabi Ayub as. atas bala’nya. Dan jika seorang istri sabar terhadap akhlak suaminya yang tidak baik maka dia akan diberi pahala seperti pahala Asiyah istri Fir’aun. (Ihya’ Ulumuddin)
Dengan demikian maka seorang laki-laki hendaknya menerima kelemahan yang ada pada istrinya, karena wanita tidak terlepas dari kelemahan. Demikian juga kesempurnaan bukanlah sifat setiap laki-laki, maka sebaiknya laki-laki menerima kekurangan yang dia temukan pada istrinya seperti sifat memberontak, dan mengingkari kebaikan suami pada waktu-waktu tertentu, ingatlah sabda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam :
أُرِيْتُ النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ يَكْفُرْنَ، قِيْلَ : أَيَكْفُرْنَ بِاللهِ ؟ قَالَ : يَكْفُرْنَ العَشِيْرَ وَيَكْفُرْنَ اْلإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا (رواه البخارى
Artinya : “Neraka diperlihatkan kepadaku, ternyata kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita mereka kufur. Kemudian ditanyakan kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam; Apakah mereka mengingkari Allah SWT?. Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam menjawab: mereka mengingkari suami dan mengingkari kebaikannya, sekiranya kamu berbuat baik kepada wanita sepanjang masa, kemudian dia melihat satu kekuranganmu dia mengatakan : saya tidak menemukan kebaikan dirimu sama sekali.” (HR. Bukhari)
Sungguh aneh sifat wanita yang memberontak dan berbuat sewenang-wenang terhadap suaminya serta mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya disebabkan satu kesalahan yang diperbuat suami. Jelaslah ini menunjukkan sifat dasar wanita, dan menunjukkan kelemahan yang ada dalam dirinya.
Hadits di atas menggambarkan kondisi sebagian besar wanita, namun sebenarnya masih ada wanita yang baik dan mulia yang mempunyai perilaku berbeda dari yang digambarkan di atas.
Sumber : Pendididkan Anak dalam Islam – Kasyful Anwar Syarwani