Orang-orang teperdaya dan kalangan sufi ada beberapa kelompok.
Kelompok pertama
Orang dari kelompok ini teperdaya dengan pakaian, keadaan, dan gaya bahasa. Maka ia menyerupai pakaian, keadaan, dan gaya bahasa para sufi yang sebenarnya. Ia pun meniru laku lahiriah mereka saat mendengarkan, bersuci, mengerjakan shalat, duduk di atas sajadah, menganggukkan kepala, bernapas panjang, dan merendahkan suara. Ketika sudah memaksakan diri berlaku seperti itu, ia menyangka dirinya seorang sufi, padahal ia belum bersusah payah menempa diri, mengawasi hati, serta membersihkan diri lahir dan batin. Apa yang ia lakukan barulah permulaan jalan sufi. Sekiranya sudah melakukan semua permulaan itu, ia pun tetap tidak boleh mendaku diri sebagai seorang sufi. la belum lagi mendekati derajat sufi karena masih memakan barang-barang syubhat, berebut sepotong roti dan uang, berlaku iri terhadap sesama, dan merusak rencana orang yang berbeda tujuan dengannya.
Perumpamaan kelompok ini seperti nenek renta yang mendengar kabar bahwa nama-nama para pejuang pemberani akan ditulis di atas lembaran negara dan diberi balasan sebidang tanah. Maka, nenek itu pun ingin mendapatkan sebidang tanah. la lalu mengenakan baju besi dan topi perang, kemudian mempelajari sorak-sorai dan syair-syair para pejuang saat berada di medan perang hingga betul-betul menguasainya dengan baik. Kemudian, ia mempelajari pula cara berjalan dan gerakan tangan mereka. la pergi menuju kamp militer agar namanya didaftar. la pun disuruh melepaskan baju dan topi perangnya untuk diuji dalam perkelahian dengan beberapa orang pemberani. Ternyata ia hanya seorang nenek renta yang sangat lemah. Lalu dikatakanlah kepada nenek itu, “Apakah engkau datang untuk menghina Baginda Raja dan meremehkan para pengawalnya?… Bawa nenek ini keluar dan lemparkan dia ke bawah kaki gajah.” Jadi, begitulah nasib orang-orang yang mendaku diri sebagai sufi pada Hari Kiamat nanti, saat kedoknya dibuka di depan Hakim Yang Maha agung, yang tidak melihat pada pakaiannya, tetapi pada hatinya.
Sumber : Amal Pemusnah Kebaikan Ringkasan Bab Muhlikat Ihya ‘Ulum al-din karya Habib Umar bin Hafidz