Kelompok kedelapan
Mereka menyimpang dari metode yang benar dalam menyeru masyarakat kepada Allah. Mereka banyak menceritakan hal-hal yang menyedihkan dan menyebutkan kata-kata yang menyimpang seraya mencampurnya dengan kalimat-kalimat yang tidak sesuai dengan aturan syariat maupun nalar. Hal itu dilakukan agar orang yang mendengarkan menjadi takjub, dengan kata-kata yang tersusun dan kalimat yang terangkai.’
Kelompok-kelompok terdahulu meskipun tidak bisa memperbaiki diri sendiri. mereka bisa memperbaiki orang lain. Adapun kelompok ini melenceng dari jalan Allah dan menyebabkan orang-orang menjadi teperdaya oleh harapan kepada Allah. Apalagi jika sang mubalig mengenakan pakaian yang indah, yang menunjukkan ketamakannya kepada dunia. Maka, penyesatan yang ia lakukan lebih besar daripada perbaikan. Bahkan bisa jadi ia sama sekali tidak membawa perbaikan, justru menyesatkan banyak orang.
Kelompok kesembilan
Mereka sudah merasa puas dengan menghafalkan ucapan-ucapan orang-orang zuhud, lalu menukilnya tanpa memperhatikan maknanya di atas berbagai mimbar, mihrab, maupun pasar. Mereka mengira bahwa ketika mereka sudah menghafal ucapan-ucapan orang-orang zuhud, mereka telah beruntung, mendapatkan tujuan, dan mendapatkan ampunan walaupun mereka tidak menjaga lahir dan batin mereka dari dosa.
Sumber : Amal Pemusnah Kebaikan Ringkasan Bab Muhlikat Ihya ‘Ulum al-din karya Habib Umar bin Hafidz