Engkau telah mengetahui segala sesuatu yang bukan karena Allah termasuk dunia. Di antara kategori berlebihan dan kebutuhan pokok terdapat kategori kebutuhan. Kategori kebutuhan ini mempunyai dua sisi dan satu garis tengah: satu sisi yang lebih dekat pada kategori kebutuhan pokok. satu sisi yang lain dekat dengan kategori berlebihan, dan satu garis tengah yang bersifat syubhat. tidak jelas. “Siapa yang berada di pinggir pagar, dikhawatirkan ia akan masuk ke dalamnya.”
Uwais Al-Qarni rahimahullah terbiasa keluar pada saat dikumandangkan azan pertama shalat subuh, dan ia baru kembali ke rumahnya setelah melaksanakan shalat isya. la makan dari memungut biji-bijian. Jika mendapatkan tangkai kurma sisa dipanen, ia menyimpannya untuk berbuka puasa. Jika tidak mendapatkan apa yang bisa ia makan, ia menjual biji-bijian dan membelikannya makanan pokok. la memungut potongan-potongan kain, lalu mencucinya di Sungai Eufrat, menjahitnya, dan memakainya. Bilamana ada anak-anak lewat, mereka melempari Uwais karena mengiranya orang gila. Kepada mereka Uwais mengatakan, “Wahai saudara-saudara. Jika kalian memang harus melempariku, lempari aku dengan bebatuan kecil saja. Aku khawatir mata kakiku berdarah lalu datang waktu shalat, dan aku tidak mendapatkan air.” Begitulah kisah hidup Uwais Al-Qarni. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam pun memuliakan Uwais Al-Qarni.
Harim bin Hayyan menceritakan:
“Hanya satu keinginanku, yaitu mencari Uwais dan bertanya tentangnya. Akhirnya aku terdampar bertemu dengannya pada tengah hari, di tepi Sungai Eufrat, ketika ia duduk sedang berwudhu. Aku mengenalnya dari ciri-cirinya. Aku ucapkan salam kepadanya, lalu ia menjawab salamku dan memandangku. Aku katakan kepadanya, ‘Semoga Allah memberkati dan mengampunimu, Uwais. Apa kabarmu?’ Keharuan karena cintaku kepadanya dan kelembutan hatiku membuatku sesenggukan hingga aku pun menangis dan dia pun menangis. Uwais menjawab, ‘Semoga Allah juga memanjangkan umurmu, wahai Harim bin Hayyan. Bagaimana juga kabarmu, wahai Saudaraku, dan siapa yang menunjukimu ke sini?’ Aku menjawab, “Allah…” Uwais lalu mengatakan, “Tiada tuhan selain Allah. Mahasuci Allah. Sungguh, janji Tuhan kita pasti dipenuhi.”
“Aku heran, karena ia mengenalku padahal aku belum pernah melihatnya sebelum ini. Aku pun bertanya, ‘Dari mana engkau tahu namaku dan nama ayahku, padahal aku belum pernah bertemu denganmu sebelum hari ini?! Uwais menjawab, Aku dikabari oleh Zat yang Mahatahu dan Maha Mengerti. Ruhku mengenal ruhmu ketika aku berbicara denganmu. Sesungguhnya orang-orang mukmin bisa saling belum pernah bertemu. Mereka bisa saling mengenal dan bercakap-cakap walaupun negeri dan rumah mereka terpisah sangat jauh.”
Sumber: Amal Pemusnah Kebaikan Ringkasan Bab Mukhlikat Ihya ‘Ulum al-Din karya Al Habib Umar bin Hafidz