Setiap orang yang mempunyai pengetahuan yang lebih banyak dan lebih meyakinkan, tentu akan lebih berhati-hati. Nabi Sulaiman a.s., misalnya, hanya memakan roti gandum kasar, padahal ia memberi makan rakyatnya dengan makanan-makanan yang lezat. la menjadikan kerajaan dan kekuasaannya sebagai ujian dan cobaan. Sebab, bersabar atas kelezatan makanan dalam keadaan mampu dan ada dihadapannya jauh lebih sulit. Karena itu, Allah menyingkirkan dunia dari Nabi Muhammad sehingga beliau senantiasa mengempiskan perutnya selama beberapa hari dan mengganjalnya dengan batu untuk menahan lapar. Allah menimpakan berbagai musibah kepada para nabi, para wali, orang-orang yang kedudukannya mendekati wali, yang mendekatinya lagi, dan seterusnya, sebagai ujian dan anugerah kepada mereka, agar mereka mendapatkan bagian yang besar di akhirat.
Semua yang tidak karena Allah termasuk dunia, sedangkan semua yang karena Allah tidak termasuk dunia. Mungkin engkau bertanya “Apa saja yang termasuk karena Allah?” Aku jawab, bahwa sesuatu ada tiga kategori:
Kategori pertama, sesuatu yang sama sekali tidak terbayangkan dilakukan karena Allah. Inilah yang dinamakan kemaksiatan.
Kategori kedua, sesuatu yang bentuknya karena Allah, tetapi bisa diselewengkan untuk selain Allah, yaitu berpikir, berzikir, dan menahan diri dari nafsu. Jika dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan tidak ada motif lain selain karena perintah Allah, berarti termasuk karena Allah. Namun, jika tujuan dari bertafakur adalah untuk menuntut ilmu demi mendapatkan kemuliaan dan pujian dari manusia maka secara maknawi itu termasuk dunia. Jika motif dari meninggalkan nafsu adalah menimbun harta, memelihara diri atau agar dikenal sebagai seorang zuhud, itu pun termasuk perkara dunia secara makna.
Kategori ketiga, sesuatu yang bentuknya untuk kepentingan diri sendiri tetapi secara makna bias ditujukan karena Allah. Seperti makan, menikah, dan segala hal yang berkaitan dengan kelangsungan hidupnya. Jika motifnya sekadar untuk memenuhi kebutuhan nafsu, itu termasuk urusan dunia. Namun, jika itu dimaksudkan untuk membantu terwujudnya ketakwaan, amal itu karena Allah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda, “Siapa yang mencari harta dunia yang halal untuk memperbanyaknya dan membanggakan diri, ia akan bertemu Allah dalam keadaan Allah murka kepadanya. Siapa yang mencarinya agar tidak meminta-minta dan untuk menjaga dirinya (dari kebinasaan), ia akan datang pada Hari Kiamat dengan wajah seperti bulan purnama?
Jadi, dunia merupakan kebutuhan |iwa yang bersifat jangka pendek. la tidak berguna untuk akhirat. la dinamakan juga dengan nafsu. Mengenai nafsu, Al-Quran mengisyaratkan. “Adapun orang yang takut akan kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) nafsunya, sesungguhnya surga adalah tempat tinggal (-nya)” (QS Al-Nazi’at [79]: 40). Keseluruhan nafsu ada lima macam, yang terkumpul dalam firman Allah. Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah [1] permainan, |2] senda gurau, [3| perhiasan, dan saling berbangga dan berlomba di antara kalian dalam [4] kekayaan dan (5] anak keturunan (QS Al-Hadid [57]: 20). Adapun subjek yang dihasilkan dari lima nafsu tersebut ada tujuh, sebagaimana terkumpul dalam firman-Nya, Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia, cinta terhadap apa yang diinginkan, yang berupa |1] perempuan-perempuan, [2] anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk [3] emas dan [4] perak, [5] kuda pilihan, |6| hewan ternak, dan [7] sawah lading. Itulah kesenangan hidup di dunia (QS Ali ‘Imran [3]: 14).
Sumber: Amal Pemusnah Kebaikan Ringkasan Bab Mukhlikat Ihya ‘Ulum al-Din karya Al Habib Umar bin Hafidz