Ketahuilah, bahwa kalimat Laa ilaaha illallah merupakan dzikir yang paling komplek, paling bermanfaat, paling dekat untuk membuka dan menerangi hati dengan cahaya Ilahi. Dan ia merupakan dzikir yang paling utama, mengingat kandunganya mencakup pengertian dzikir, termasuk juga kalimat tahmid, tasbih dan lain-lainnya.
Karena itu, hendaknya setiap mukmin menjadikan kalimat Laa ilaaha illallah sebagai wiridnya yang lazim dan rutin. Meskipun demikian, hendaknya janganlah ia meninggalkan dzikir-dzikir yang lain. Sebaiknya ia menjadikan setiap dzikir sebagai wiridnya setiap saat.
Selanjutnya, seseorang secara tidak langsung akan tcrgolong dalam salah satu tiga kelompok. yaitu kelompok salik, kelompok non salik dan kelompok washil. Kescmuanya harus melazimi dzikir Laa ilaaha illallah. Seorang salik ataupun bukan mereka hanya melihat segala sesuatu dan menctapkannya menurut aspeknya.
Adapun seorang salik dan yang bukan salik, mereka melihat segala sesuatu dan meyakininya menurut bendanya, mungkin dengan sebab itu akan masuk ke dalam hati mereka syirik khafi atau syirik misteri yang paling terkecil, maka mereka harus mengusirnya sejauh-jauhnya dan mereka tidak mampu mengusirnya kecuali dengan mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah secara rutin dan terus menerus.
Berbeda halnya dengan seorang washil, ia tidak melihat kepada segala sesuatu, kecuali mcngembalikannya kepada kekuatan Allah swt. Hatinya selalu sibuk terkait dengan Allah swt dan ia selalu mengontrol hatinya dan getaran-getarannya, mungkin ada getaran-getaran yang tidak disenangi oleh Allah swt, maka ia segera kembali kepada-Nya dengan memperbanyak mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah secara terus menerus dan rutin.
Diriwayatkan kepada kami bahwa Sayyidina Abubakar ra selalu memasukkan kalimat Laa ilaaha illallah dalam setiap pembicaraannya. Kalau ia sudah mengucapkan kalimat tersebut, maka ia kembali kepada pembicaraannya. Kondisi semacam ini adalah abadi setelah ia fana, maka tidak ada yang lebih utama bagi setiap orang untuk melestarikan dzikir, selain dengan kalimat Laa ilaaha illallah
Dan jika seorang salik sudah dapat fana atau sudah dapat mcnghilangkan segala kehadiran selain Allah swt di hadapannya, maka dzikir yang lebih utama baginya adalah mengucapkan kalimat Allah, Allah secara terus menerus. Itulah dzikirnya para ‘arifin billah. Semua ini hanya dipandang dari sudut keutamaan, meskipun semua dzikir dapat mengantar seorang hingga sampai ke hadirat Ilahi.
Para syeikh mempunyai berbagai metode untuk mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah ini, baik secara tcrang maupun secara rahasia. Dan merekapun menentukan berbagai persyaratannya yang harus dilakukan oleh seorang yang berdzikir yang ingin mendapatkan anugerah Allah swt dan bimbingan-Nya. Semuanya telah mereka jelaskan di dalam tulisan-tulisan mereka, maka siapapun yang ingin mengetahuinya, ia dapat mencarinya dalam tulisan-tulisan mereka.
Siapapun yang telah mendapatkan seorang syeikh tarekat yang dapat membimbingnya ke jalan Allah swt, maka hendaknya ia mau menerima bimbingannya. Sebab bila seorang mencari bimbingan hanya dari buku-buku yang ia baca, maka ia tidak akan berhasil. Sungguh jauh berbeda antara seorang yang menerima bimbingan dari seorang Syeikh tarekat dengan yang hanya menerima bimbingan dari buku-buku. Sesungguhnya hanya Allah swt yang mampu memberi petunjuk ke jalan benar, dan hanya kepada-Nya segala sesuatu akan kembali.
Sumber: Inilah Jawabku Karya Al Allamah AlHabib Abdullah bin Alawi AlHaddad