Adapun penyesalan adalah kesadaran hati dari sesuatu yang menyebabkan seseorang menjadi sedih, menyesal dan kecewa, karena telah melakukan sebagian dari larangan Allah swt atau telah meninggalkan sebagian dari perintah-Nya, seperti meninggalkan sebagian dari amalan fardhu. Ada kalanya penyesalan datang ketika seorang berlebihan dalam masalah-masalah yang dibolehkan atau mengakhirkan amal-amal sunnah.
Penyesalan yang sebenarnya dapat mendorong seorang untuk menjauhi segala bentuk kekeliruan dan mendorongnya untuk meningkatkan frekwensi kebajikannya. Adapun penyesalan yang benar-benar dapat memenuhi semua persyaratan pertaubatan. Karena itu Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam. bersabda “penyesalan termasuk bertaubat.“ Adapun seorang yang menyesal setelah melakukan berbagai perbuatan dosa, tetapi ia masih mendekatinya, maka ia termasuk orang yang bermain-main dan penyesalannya itu atau taubatnya tidak berguna sedikitpun baginya.
Adapun istighfar adalah memohon ampun kepada Allah swt yaitu memohon agar dosa-dosanya ditutupi oleh Allah swt. Jika Allah swt berkenan mengampuni dosa-dosa seorang, maka kenistaan pelaku nya tidak akan terbuka kepada orang lain, dan ia tidak akan di siksa karenanya di dunia dan di akhirat.
Salah satu bentuk maghfirah atau pengampunan yang paling mulya adalah adanya pembatas yang dijadikan oleh Allah swt untuk membatasi si pelaku dosa dari dosa-dosanya yang lalu, sehingga ia tidak mau melakukannya lagi. Pembatas ini menurut istilah kenabian adalali ishmah (Perlindungan).
Sedangkan menurut istilah kewalian disebut hifdzan tentang masalah ini al-Qur’an pernah menyebutnya tentang firman Allah swt kepada nabi-Nya sebagai berikut: “Wastaghfir lidzambika wa lil mukminiina walmukminaat”
yang artinya: “Mohonlah ampun bagi dirimu dan bagi orang-orang yang beriman, lelaki maupun wanita.”
Dan firman Allah swt yang lain menyebutkan: “Liyaghfira lakal-laahu maa taqaddama min dzambika wa maa taakhkhara.”
Yang artinya: “Supaya Allah swt memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang.”
Perlu diketahui bahwa dosa tidak pernah timbul dari pribadi Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, namun Allah swt sengaja menyebutkan karunia-Nya yang berupa perlindungan bagi nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, sehingga Beliau terjauh dari dosa dan sekaligus menyuruh beliau untuk rajin memohon dijauhkan dari dosa. Sesungguhnya do’a dalam kescmpatan macam ini sebagai tanda bersyukur kepada Allah swt, dan bersyukur adalah penyebab ditambahnya nikmat. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah swt:
لئن شكرنم لأزيدنّكم
Artinya: “Jika kalian bersyukur pasti Aku akan menambah nikmat-Ku bagi kalian.”