Penyakit Lisan KesembiIan: Nyanyian dan Syair yang Diharamkan
Syair adalah kata-kata. Yang baiknya adalah baik, yang buruknya adalah buruk. Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam bersabda, “Penuhnya perut seseorang di antara kalian dan nanah busuk lebih baik daripada penuh dengan syair”
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam bersabda, “Sesungguhnya sebagian dari syair itu mengandung hikmah”
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam pernah menyuruh Hasan ibn Tsabit Al-Anshari mengejek orang-orang kafir dengan syair. Seraya bersabda. “Celalah mereka sesungguhnya Malaikat Jibril ada bersamamu.”
Aisyah r.a. berkata, “Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam pernah menambal sandalnya. Ketika itu aku sedang duduk sambil memintal. Aku memandang beliau dan dahinya berkeringat dan tampak bercahaya. Aku lercengang melihatnya. Beliau pun memandangku dan berkata, ‘Mengapa engkau tercengang?’ Aku menjawab, ‘Ya Rasulullah! Aku melihat dahimu berkeringat dan keringatmu itu tampak bercahaya. Andai Abu Kabir Al-Hudzali melihatmu, niscaya ia mengerti bahwa engkaulah yang berhak dengan syairnya.’ Rasulullah lantas bertanya, ‘Apay ang dikatakan oleh Abu Kabir Al-Hudzali, wahai Aisyah?’ Aku menjawab, ‘Abu Kabir Al-Hudzali pernah mendendangkan dua bait syair:
la bersih dari sisa darah haid
Terlindung dari kerusakan wanita yang menyusui
Dan penyakit wanita yang hamil Bila engkau melihat wajahnya
Niscaya wajah itu berkilau laksana kilat yang menyilang
Kemudian RasululiahShalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam meletakkan sesuatu yang ada ditangannya, lalu mendekatiku, seraya berkata. ‘Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan, wahai Aisyah. Betapa bahagianya diriku kepadamu, melebihi kebahagiaanmu kepadaku.'”
Sumber: Amal Pemusnah Kebaikan Ringkasan Bab Mukhlikat Ihya ‘Ulum al-Din karya Al Habib Umar bin Hafidz