Penyakit Lisan Kelima: Perselisihan {Khushumah)
Penyakit ini adalah dampak dari perdebatan. Perdebatan adalah upaya melemahkan ucapan orang lain, sedangkan perselisihan adalah ucapan yang dilakukan terus-menerus untuk menuntut kekayaan atau hak tertentu. Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam pernah bersabda, “Sungguh, orang yang paling dibenci Allah adalah penentang (kebenaran) yang paling keras!’
Mungkin engkau bertanya, “Seandainya seseorang mempunyai hak ; yang hanya bisa didapatnya dengan cara berselisih, apakah cara ini juga termasuk hal yang tercela?”
Ketahuilah! Celaan hanya bagi orang yang berselisih dengan cara yang tidak benar dan tanpa aturan. Celaan juga diperuntukkan bagi orang yang menuntut suatu hak, tetapi ia melampaui batas, menampakkan permusuhan dengan maksud menguasai atau menyakiti, dan mengucapkan kata-kata yang menyakiti yang tidak diperlukan dalam menampakkan kebenaran. Adapun orang terzalimi yang menyuarakan bukti kebenarannya dengan cara yang baik, tanpa bermaksud memusuhi maupun menyakiti, tidak berlebihan, tindakannya tidak diharamkan. Namun, lebih baik ia menempuh jalan lain, jika masih ada. Meskipun orang terzalimi tidak dilarang berselisih guna mendapatkan haknya, setidaknya perselisihan bisa membebani pikirannya. Bahkan saat mengerjakan shalat pun, ia bisa saja terngiang akan argumen-argumen dari lawannya dalam perselisihan. Siapa yang berlaku yang seharusnya dalam perselisihan dan persengketaannya, ia selamat.
Jika orang yang menuntut tidak membutuhkan apa yang ia tuntut dari lawannya karena ia sudah berkecukupan, ia tidak berdosa. Hanya saja, ia meninggalkan suatu keutamaan. Setidaknya ia kehilangan pahala dari perkataan yang baik. Ath-Thabrani melansir sebuah hadis dari Hani’ dengan isnad baik (jayyid), bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam pernah bersabda, “Surga dipastikan bagi orang yang memberikan makan dan berbicara baik”
Allah Swt. berfirman, Bertuturlahyang baik kepada manusia (QS Al-Baqarah [2]: 83). Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wasalam juga bersabda, “Sesungguhnya di surga terdapat beberapa kamar,yang sisi luarnya bisa terlihat dari dalam dan sisi dalamnya bisa terlihat dari luar. Kamar-kamar itu disediakan oleh Allah Swt. bagi orang yang mau memberi makan dan bertutur kata dengan lembut!’ Diriwayatkan bahwa Nabi Isa a.s. berpapasan dengan seekor babi. Lalu beliau berkata padanya, “Lewatlah dengan aman.” Lantas ada yang bertanya kepada beliau, “Wahai Ruh Allah, apakah engkau mengatakannya kepada babi tadi?” Nabi Isa menjawab, “Aku tidak suka membiasakan lidahku mengucapkan keburukan.” Sementara itu, Nabi Muhammad mengatakan, “Ucapan yang baik adalah sedekah.”
Sumber: Amal Pemusnah Kebaikan Ringkasan Bab Mukhlikat Ihya ‘Ulum al-Din karya Al Habib Umar bin Hafidz