Berbagai Penyakit Yang Timbul Dari Lisan:
Penyakit Kedua: Ucapan yang Berlebihan
Yaitu membicarakan sesuatu yang tidak berguna atau melebihkan pembicaraan yang berguna dari kadar yang sepatutnya. Atha’ mengatakan, “Orang-orang sebelum kalian membenci ucapan yang berlebihan. Mereka menganggap berlebihan semua yang selain Al-Quran, sunnah Nabi, perintah, larangan, dan ucapan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok.” Diriwayatkan dari sebagian sahabat Nabi, “Ada lelaki berbicara kepadaku, tetapi jawaban yang akan aku katakan atas ucapannya lebih menyenangkan daripada air dingin bagi orang yang kehausan. Maka aku pun meninggalkan jawaban itu karena khawatir termasuk pembicaraan yang berlebihan.”
Perkataan yang bermakna termaktub dalam Al-Quran. Allah berfirman, Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia (QS Al-Nisa’ [4]: 114).
Penyebab dan cara penyembuhan penyakit ini sama dengan penyakit yang pertama.
Penyakit Ketiga: Membicarakan Kebatilan
Misalnya, membicarakan seluk beluk perempuan, tempat berkum-pulnya para pemabuk, kemewahan orang-orang yang hidup mewah dan para penguasa, pesta-pesta tercela serta perilaku buruk mereka. Semua itu termasuk perkara yang tidak boleh diperbincangkan. Adapun pembicaraan tentang hal yang tidak perlu atau melebihi keperluan termasuk perkara yang tidak terlarang, tetapi meninggalkannya lebih baik. Namun, orang yang banyak bicara biasanya akan terbawa untuk membicarakan kebatilan. Diriwayatkan dari Bilal bin Harits bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salampernah bersabda, “Sungguh, seseorang mengatakan sesuatu yang mendatangkan ridha Allah dan ia tidak menyadari bahwa perkataanya itu akan sampai kepada Allah. Kemudian Allah pun menuliskan ridha-Nya atas orang itu hingga Hari Kiamat. Dan sungguh, seseorang mengatakan sesuatu yang mendatangkan murka Allah dan ia tidak menyadari bahwa perkataannya itu akan sampai kepada Allah. Kemudian Allah pun menuliskan murka-Nya atas orang itu hingga Hari Kiamat” Alqamah mengatakan, “Tidak ada yang menghentikan aku berbicara selain hadis dari Bilal bin Harits (di atas).” Ibnu Mas’ud menuturkan, “Manusia yang paling besar dosanya pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak membicarakan kebatilan.” Hal ini sebagaimana diisyaratkan oleh firman Allah, Bahkan kami biasa berbincang (untuk tujuanyang batil) bersama orang-orang yang membicarakannya (QS Al-Muddatstsir [74]: 45). Dan firman Allah, Maka janganlah kamu duduk bersama mereka, sebelum mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena (kalau tetap duduk dengan mereka), tentulah kamu serupa dengan mereka (QS An-Nisa’ [4]: 140).
Sumber: Amal Pemusnah Kebaikan Ringkasan Bab Mukhlikat Ihya ‘Ulum al-Din karya Al Habib Umar bin Hafidz